Pemko Absen, Solusi Mandiri Caranya

Feature | Minggu, 05 Juni 2022 - 09:45 WIB

Pemko Absen, Solusi Mandiri Caranya
Ilustrasi tumpukan sampah. (DOK: RIAUPOS.CO)

Di sisi lain, ia juga tak menampik bahwa masih banyak masyarakat yang kurang kesadaran terkait pembuangan sampah. Namun, pemerintah juga harus berupaya menyadarkan dan membuat aturan tegas yang membuat masyarakat aware akan hal ini.

‘’Jadi, dua-duanya harus sama-sama care dan sejalan. Nggak bisa salah satunya saja," ujarnya.


Kemandirian masyarakat dalam menghadapi ujian sampah ini juga terbukti dengan munculnya berbagai bank sampah di permukiman-permukiman warga. Satu di antaranya yang masih eksis hingga kini ialah Bank Sampah Tuan Di Bangarna (TDB) di Jalan Bakti Kota Pekanbaru.

Pegiat bank sampah Robi Armilus SSos MSi mengatakan, sistem bank sampah yang diterapkan pada awalnya masih konvensional. Caranya dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk menabung dan mengantarkan sampahnya di bank sampah. Kegiatan ini sebenarnya juga melibatkan pemerintah dalam program sampah tukar sembako, sedekah sampah dan relawan peduli sampah. Semuanya melibatkan dan didukung pemerintah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga serta DLHK Pekanbaru.

Adapun keterlibatan pemerintah tersebut katanya diwujudkan  dengan meresmikan secara langsung dan mengisi penyuluhan dan pelatihan kepada ibu ibu untuk mengelola limbah nonorganik.

Seiring berjalannya waktu, Bank Sampah TDB ini berinovasi dengan membuat aplikasi penjemputan sampah yang memudahkan masyarakat untuk menabung di bank sampah dengan mendownload aplikasi Pemol (pemulung online). Robi mengatakan, kegiatan ini sudah berjalan 3 tahun sejak tahun 2019.

Program ini disambut antusias masyarakat dan dinilainya yang sangat baik. Saat ini, Pemol sudah berhasil mengangkut sampah nonorganik rumah tangga sebanyak 99.300 kg dengan 8.775 user dan 3.203 orderan. Meskipun angka tersebut masih terhitung sedikit jika dibandingkan jumlah sampah yang dihasilkan oleh warga Pekanbaru.

‘’Masyarakat sangat antusias dan terbantu dalam mengelola sampai rumah tangganya dan juga bisa langsung order jika sampahnya sudah dipilah dan akan dijemput langsung oleh tim Pemol tanpa dipungut biaya," ujarnya.

Direktur Social Corner Institute ini juga menyebutkan kehadiran bank sampah dan program Pemol bisa menjadi jawaban atas persoalan sampah yang masih menghantui. Masalah sampah seharusnya juga diselesaikan dari sektor hulunya yaitu rumah tangga, sebagai penghasil sampah paling banyak. Namun, edukasi dan pemahaman masyarakat masih perlu terus didorong.

"Semoga dengan adanya inovasi penjemputan sampah online Pemol mempermudah upaya itu," harapnya.

Sebagai warga Pekanbaru dan pegiat bank sampah, menurutnya Pemko Pekanbaru harus melibatkan masyarakat untuk turut terlibat dalam masalah sampah.

"Tak cukup dengan imbauan saja, tapi juga mengeluarkan kebijakan yang bisa diimplementasikan dan diterima oleh masyarakat," terangnya yang sehari-hari aktif di NGO sebagai koordinator wilayah Riau di platform penggalangan dana dan donasi online ini.

Adapun salah satu upaya yang bisa dilakukan Pemko Pekanbaru menurutnya ialah dengan memanfaatkan ekosistem digital hari ini dengan mendorong semua stakeholder terkait untuk menyosialisasikan aplikasi Pemol dan mendorong pelaku UMKM dan perusahaan untuk memperhatikan masalah lingkungan terutama masalah sampah.

"Selain itu, pemerintah perlu juga kiranya melibatkan banyak pihak seperti akademisi, komunitas, pegiat lingkungan, NGO, perusahaan untuk bersama-sama menyelesaikan masalah sampah di Kota Pekanbaru," harapnya lagi.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook