“Tangkap Firli, tangkap Firli,” pekik puluhan rombongan itu masuk ke gedung merah putih KPK. Sambil membawa poster tuntutan, mereka para eks pegawai KPK dan koalisi masyarakat antikorupsi itu merayakan syukuran atas ditetapkannya Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya Rabu (22/11) malam.
JAKARTA (RIAUPOS.CO) - TAK hanya itu, aksi treatikal pun digelar. Beberapa orang nampak membawa raket bulutangkis dan jagung rebus. Mereka bersalaman di depan gedung KPK dengan memakai topeng muka Firli Bahuri dan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Seolah mengejek, bahwa pimpinan lembaga antirausah berkomplot dengan koruptor. Dan ironisnya, kedunya, sama-sama melakukan pemerasan.
Perayaan tak sampai di situ. Di selasar gedung KPK dua gerobak nasi goreng disewa. Mereka boleh memakan gratis makanan itu. Di gerobak, tertempel poster mengejek. “Bermula dengan nasi goreng, kita akhiri dengan nasi goreng”.
“Simbol nasi goreng ini bukti. Bahwa pemberantasan korupsi tidak bisa dilakukan hanya dengan memasak nasi goreng,” ucap Ketua Indonesia Memanggil (IM57+) M Praswad Nugraha.
Mereka menyentil sikap Firli yang pada 2020 lalu, unjuk kebolehan memasak nasi goreng ketika menjabat sebagai ketua KPK. Saat itu, Firli menyebut setiap pindah tugas baru dirinya memang unjuk kebolehan dengan memasak. Yang disebutnya sebagai hobi itu.
Sebagai penutup, para alumni KPK dan koalisi masyarakat anti korupsi itu duduk di bawah pohon yang berada di depan gedung. Dua tukang cukur yang disewa lantas menyalakan mesin pemotong rambut. Dan jadilah, mereka diplontos. Botak.
“Ini simbol membersihkan. Jadi kami mengilustrasikan bahwa ini momentum KPK harus dibersihkan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” ucap mantan Ketua KPK 2011-2015 Abraham Samad usai cukur gundul. Menurutnya, orang-orang seperti Firli akan merusak marwah KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi.
Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo mengatakan, kedatangan mereka ke KPK untuk mendukung upaya pemberantasan korupsi. Dalam hal ini, pemberantasan laku korupsi di tubuh KPK sendiri. “Kedua, kami ingin menyatakan tidak ada yang namanya serangan balik koruptor,” katanya.
Sebab yang terjadi ini adalah buah dari tingkah laku Ketua KPK sendiri. Yang peristiwa pidana, melakukan dugaan pemerasan terhadap SYL. Mereka juga meminta, usai Firli ditetapkan sebagai tersangka, lembaga KPK harus memisahkan hubungan dengannya.
Sebab, sejak ditetapkan sebagai tersangka, Firli otomatis sudah nonaktif. “Itu artinya sudah tidak boleh lagi ada bantuan bantuan hukum,” paparnya.
Itu berbeda saat Firli diperiksa Polda Metro Jaya sebagai saksi. KPK boleh membantu dengan memberikan pendampingan hukum.
Namun, usai tersangka, seharusnya sudah tidak bisa. Sebab, harus dipisahkan antara Firli sebagai pribadi dan yang bersangkutan sebagai Ketua KPK.
Selain ucap syukur dan mendorong KPK menjadi lebih baik, rombongan koalisi dan eks pegawai itu juga menjadi ajang melepas kangen. Mereka saling bersalaman, usai lebih dari dua tahun tidak bersua dan ngantor di tempat yang sama. Salah satunya, NH yang menjadi pegawai KPK periode 2008-2019.
“Selain ketemu dengan teman-teman ini adalah buah dari Pak F itu sendiri. Menyebabkan KPK menjadi seperti ini sekarang,” katanya sambil tersenyum. Dan kemenangan ini, bagi mereka, eks pegawai KPK dan koalisi masyarakat antikorupsi, patut dirayakan.(elo/das)
Laporan JPG, Jakarta