Sedangkan di petang harinya mata juga akan dimanjakan dengan berbaris-baris pompong nelayan dari tengah Selat Melaka yang mudik ke muara Sungai Kembung. Sebab sejak dibangunnya jembatan penghubung antara Desa Telukpambang dan Desa Pancur banyak warga membangun pelabuhan rakyat yang dijadikan tempat bertambat pompong-pompong nelayan dengan berbagai jenis dan ukuran. ‘’Ikan juga dijual di dekat pelabuhan dekat jembatan ini,’’ kata Ismail (40) yang juga Ketua Pemuda RW 07 kepada Riau Pos.
Bukan saja pompong nelayan saja mata juga akan tertegun melihat kapal-kapal kayu berukuran jumbo yang hilir mudik di Sungai Kembungluar ini. Kapal-kapal ekspor-impor ini membawa komuditi kelapa dalam dan juga pinang kering ke Kota Melaka, Batu Pahat dan juga Muar. ‘’Sejak penyeludupan balak (Kayu log, red) tak adalagi. Selanjutnya lintas batas tutup. Sekarang masyarakat hanya bisa menjual kelapa dan pinang kering ke Ah Wa. Sebab tauke ini saja bisa membawa ekspor-impor di Desa Telukpambang ini,’’ jelas Ismail yang akrab disapa Sulung ini.
Destinasi Baru Wisata Mangrove dan Taman Pancing
Terjaganya hutan bakau membuat berbagai jenis ikan, kerang-kerangan, kepiting berkembang di anak-anak Sungai di Sungai Kembung Luar. Pada masa Gubernur Riau HM Rusli Zainal MP pernah menggelar lomba memancing di sungai ini.
Sungai dengan berbagai jenis mangrove ini memiliki berbagai jenis ikan, mulai dari kakap putih (siakap sebutan warga tempatan), jenis kakap bakau, kakap merah, sembilang, duri dan juga gelama.Sedang jenis kerang-kerangan ada lokan, sebarai, siput sedot mata merah ukuran besar dan ukuran kecil, sebarai, sepetang dan buah tanah. ‘’Namun sampai sekarang potensi ini belum dikelola dengan baik dan hanya menjadi distenasi bagi warga tempatan. Sebab sesekali kami pergi juga mencari lokan, buah tanah dan siput,’’ kata Muhammad Jamil juga Ketua RW 01, Desa Telukpambang, Kecamatan Bantan, Bengkalis.
Sebenarnya, kata Jamil, potensi pengembangan pariwisata di Desa Telukpambang khususnya di Dusun Tanjung Sari sangat besar. Salah satunya pengelolaan wisata mangrove di kuala Sungai Kembung Luar. Selanjutnya pengembangan pariwisata bahari di tepian Sungai Kembung Luar yang selama ini terkenal dengan nama Pantai Tualang dengan berbagai jenis mangrove terutama besar-besarnya batang perpat dan api-api di tepi pantai tersebut. Selain Pantai Tualang ada juga Pantai Paritsatu.
‘’Pantai Parit Satu kita secara swadaya sudah mulai mengelolanya. Ada beberapa saung atau tempat berteduh kita bangun di tepi pantai tersebut. Tapi untuk muara Sungai Kembung dan Pantai Tualang belum sama sekali. Padahal jalan tanah sudah dibuat hanya saja tak terawat,’’ jelasnya.