Sungai Kembung Luar sudah tersohor sejak zaman bergabungnya kerajaan-kerajaan di sepanjang Selat Melaka. Bahkan lalu lintas pedagangan Bengkalis-Melaka, Bengkalis-Singapura, Bengkalis-Muar dan Bengkalis-Johor-Batupahat sebelum kemerdekaan sudah terjadi di salah satu sungai terbesar di Pulau Bengkalis ini. Selain sebagai kawasan pelabuhan juga terkenal hutan mangrovenya hingga ke negeri jiran.
RIAUPOS.CO - SEBELUM masukmuara Sungai Kembung bola mata akan dimanjakan berjarasnya (berbaris) dan lebatnya berbagai jenis mangrovedi tepian Selat Melaka. Berbagi jenis mangrove ini bagi warga setempat disebut batang perpat dan api-api. Sungai yang terletak di antara dua tanjung, yaitu Tanjung Limau dan Tanjung Sedekip ini sebagai tempat berteduh berbagai jenis kapal dagang dan juga pompong para nelayan dari berbagai kampung.Jika masuk ke dalam meninggalkan muara kembali mata disejukkan dengan hijau dan rimbunnya mangrove jenis bakau putih dan belukap (bakau rangkak sebutan warga setempat) di kiri-kanan tepian sungai yang lebarnya kurang lebih 150 meter tersebut. Selain itu sungai ini terkenal tenang namun berarus deras. Kecuali pada musim angin Utara gelombang dari Selat Melaka masuk ke dalam sungai tapi tak terlalu jauh.
Panjang Sungai Kembung Luar ini memisahkan beberapa desa. Jika di sebelah Selatan secara berturut-turut Desa Buyung, Pelimau, Pancur, Tasik dan ujungnya Pematang Duku. Begitu juga di sebelah Utara terdiri beberapa desa yaitu, Desa Telukpambang, Desa Banan dan Desa Telukpambang Barat.
Jarak 1 Km dari bibir sungai terbesar dan terpanjang di Bengkalis ini ke darat di tumbuhi berbagai jenis mangrove. Di bagian bibir sungai pada umumnya ditumbuhi jenis belukap, bakau putih, nyirih, sesup, tumu, berembang, kedabu dan cingam. Selain itu sungai ini juga terdapat beratus anak sungai yang mayoritas tempat tumbuh berbagai jenis mangrove tadi.
Selain berbagai jenis mangrove dulu di kiri kanan sungai ini berpuluh panglong arang berdiri. Tapi belakangan ini sejak tak dibenarkan lagi mangrove jenis bakau ditebang makanya banyak panglong arang yang tutup. Akantetapi beberapa pelabuhan rakyat masih tetap berdiri. Bahkan di muara sungai ini juga berdiri kantor perwakilan Angkatan Laut dan juga Polair.
Di pagi hari jika bermalam di muara Sungai Kembug dan cuacanya cerah akan melihat sunrise. Mata akan dimanjakan dengan matahari yang keluar dari dalam air Selat Melaka. Selain itu juga akan melihat tumpukan hutan menghitam di ujung Selat Melaka. Menurut warga setempat itu merupakan bukit-bukit yang ada di Muar, Tanjung Tohor dan Batupahat. Selain itu jika cuaca cerah juga dimanjakan dengan indahnya Gunung Ledang yang ada di tanah Melaya tersebut.