PENJUAL BUKU LAMA DI PEKANBARU

Era Digital, Penjualan Buku Menurun

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 26 April 2019 - 09:23 WIB

Era Digital, Penjualan Buku Menurun
BUKU LAMA: Muhammad Sabri, pemilik toko buku-buku lama Mutiara Ilmu di Pekanbaru, Kamis (25/4/2019).

KOTA (RIAUPOS.CO) -- Buku adalah jendela dunia. Kalimat ini tidak asing lagi untuk mengajak masyarakat melestarikan budaya membaca. Terlebih lagi pada 23 April setiap tahunnya merupakan peringatan Hari Buku Sedunia. 
 
Bagi kalangan mahasiswa atau pecinta buku di Kota Pekanbaru pasti tidak asing dengan area pertokoan di Jalan Teratai, Kecamatan Pekanbaru Kota. Berdekatan dengan salah satu mal terdapat barisan pertokoan yang menjual aneka ragam barang, mulai baju, grosir sembako. 
 
Di antara itu, ada toko yang menjual alat tulis kantor, salah satunya toko buku Mutiara Ilmu milik Muhammad Sabri (51) yang masih menjual buku-buku bekas atau satu-satunya di Pekanbaru. 
 
Menjual buku keluaran lama yang tidak lagi diproduksi, menurut Sabri, masih ada peminat, seperti mahasiswa yang akan menyusun skripsi. “Orang-orang yang mau menyumbangkan buku biasanya mencarinya ke sini,” kata Sabri kepada Riau Pos, Rabu (24/4).
 
Kendati jumlah buku lama tidak sebanyak dulu, tapi kata Sabri, masih ada satu dua orang yang mencari buku-buku tersebut. Mulai buku ekonomi, ilmu komunikasi, pertanian bahkan agama.
 
Salah satu buku Pokok-Pokok Agama Islam karya Drs Nasikun cetakan tahun 1984 atau lebih dari 35 tahun lalu sejak terakhir buku diproduksi juga tersedia di sana. 
 
“Ada yang murah, ada yang hampir mirip sama harga buku sekarang. Tergantung bukunya,” sambungnya. 
 
Telah bergelut di bidang usaha ini selama 20 tahun lebih, pria lulusan Universitas Andalas Padang 1989 lalu melihat penjualan buku kini mengalami masa kegelapan. Pendapatannya bahkan menurun drastis tidak seperti dahulu lagi. 
 
“Jual beli bisa sampai Rp30 juta-Rp35 juta. Sekarang memasuki tahun ajaran baru tidak sampai Rp5 juta,” imbuhnya. 
 
Ditambah dengan perubahan era digital, banyak masyarakat tidak lagi tertarik membeli buku. Dikatakan, Sabri masyarakat beralih melihat informasi melalui komputer maupun handphone yang dapat dengan mudah diakses di manapun dan kapanpun. 
 
“Ditambah lagi, sekarang penerbit juga sudah masuk ke kampus-kampus. Habislah toko buku. Buku fotokopian juga sudah banyak, sekarang” tutupnya. 
 
Selain berjualan buku lama, pria yang telah memiliki empat orang anak itu juga menjual buku-buku pelajaran lainnya. Sabri dan istri sambil berjualan alat-alat rumah tangga tepat di depan tokonya guna menambah penghasilan keluarga kecilnya, jika hanya mengandalkan jualan buku tidak mencukupi.(*1/jrr)
 
(Laporan MARRIO KISAZ, Kota)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook