Maka tidak heran, kendati dirinya seorang saintis, dokter dan berkat penemuan dan penelitiannya diakui sebagai profesor, Tabrani membangun lembaga pendidikan. Tabrani percaya, hanya dengan pendidikan Melayu beserta seni dan budayanya bisa terangkat.
‘’Di memahamkan orang Melayu akan pentingnya pendidikan lewat budaya yang lebih cepat dapat dipahami. Dia ingin selamatkan Riau lewat jalur pendidikan,’’ sebut Ketua Yayasan Fajar ini.
Susiana mencoba mengkilas balik kisah sang ayah memulai perjuangannya. Tabrani bercerita, sebut Susi, saat masih sebagai mahasiswa kedokteran di luar daerah, Tabrani muda sudah dikenal sebagai seorang aktivis. Sepak-terjang Tabrani mencuri perhatian Gubernur Riau kala itu Arifin Achmad. Tabrani pun diajak pulang kampung, bersama-sama membangun daerah sebuah provinsi yang dulu belum terpisah oleh laut dan daratan.