RESENSI BUKU

Lawan Korupsi Sejak Dini

Seni Budaya | Minggu, 18 Oktober 2015 - 01:08 WIB

Lawan Korupsi Sejak Dini

Sebagai warga negara, sekaligus pendidik, Susanto, saya pikir menangkap fakta kasus korupsi di atas, kemudian menuangkannya secara faktual dengan pandangan Islam, juga dari pengalaman beliau sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam, serta mengumpulkannya sebagai tulisan yang kerap dikirimkannya ke beberapa media di Indonesia. Saya berasumsi bahwa penulis buku ini merasa “gelisah dan lasak” atas beberapa kasus yang menimpa bangsa kita dalam sebuah buku sederhana. Barangkali inilah yang “menggelisahkannya” dan menerbitkannya jadi buku, atau barangkali pengalamannya sebagai anak muda yang pernah menyabet Juara II Pemuda Pelopor bidang Pendidikan 2014 yang diseleksi khusus dan ketat oleh Kemenpora RI tahun 2014.

Pengalaman sebagai guru dan mubalig muda Riau

Baca Juga :Mengenal Kearifan Budaya Lokal Masyarakat

Subtansi pendidikan melawan korupsi yang ditawarkan buku ini cukup menarik perhatian kita, apalagi sebagai guru atau tenaga kependidikan di Riau. Guru sebagai ujung tombak pendidikan dalam pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran di sekolah, sudah seharusnya punya pandangan terhadap perkembangan siswa sebagai penyampung estafet bangsa, yang akan mencetak generasi dengan nilai-nilai dan karakter siswa Indonesia. Solusi yang ditawarkan buku ini, dalam mencetak generasi antikorupsi, dengan pendekatan mata pelajaran Agama Islam, dengan tidak menafikan pelajaran-pelajaran lainnya di sekolah, khususnya kepada pembaca disusun secara sistematis. Pertama, melalui materi tentang keimanan. Kedua, materi tentang ibadah dalam penanaman nilai-nilai antikorupsi. Ketiga, materi halal dan haram sebagai semangat yang efektif dalam penanggulangan korupsi. Keempat, penanaman nilai akhlak khususnya kejujuran (hal. 9-12).

Nilai-nilai yang ditawarkan juga sejalan dengan cita-cita pendidikan nasional yang pada hakikatnya untuk membina akhlak dan jiwa peserta didik, sekarang lebih populer dengan kata karakter. Sebagai guru dan selaku orang tua di rumah, sebagai lembaga terkecil, bolehlah kita bersepakat dengan tawaran dalam buku ini. Tetapi bisa saja tak sepakat, atau mungkin ada tambahan pandangan, silakan saja menambahnya nanti. Dan perlu dilihat juga, dari pengalaman penulis buku ini sebagai guru, dai, qari, dan aktivis dakwah di lembaga dan sekolah, menjadi nilai tambah dalam buku ini.

Jika kita telusuri bari beberapa sub-sub judul, sebagai tambahan dari tajuk-tajuk yang ditawarkan, tetapi masih berkaitan erat dengan tema besar yang diangkat, yaitu pahlawan anti korupsi, yang mengetengahkan masalah persinggungan koruptor penjajah masa kini dan pahlawan masa kini sebagai anti korupsi (hal. 20), hukuman bagi koruptor (hal. 24), UN, ujian kejujuran (hal. 28), kejujuran, mutiara yang hilang (jika kita lihat lembarannya dua, barangkali ada kesalahan cetak), (hal. 33), pendidikan anti kekerasan (hal. 37), diskriminasi pendidikan (hal. 42). Selain itu, ada sejumlah tajuk yang dikombinasikan dalam buku ini yang berhubungan erat dengan pendidikan anti korupsi secara aktual.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook