Angka Kasus DBD Naik Tajam

Riau | Selasa, 26 Februari 2019 - 15:30 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - TAHUN 2019 baru berjalan hingga bulan Februari. Namun, penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes agypti sudah mencapai puluhan. Data yang diperoleh, angka penyakit demam berdarah dengue (DBD) tercatat 62 orang yang direkap dari 12 kecamatan yang ada di Pekanbaru. Angka ini naik tajam dibandingkan kasus di periode yang sama tahun 2018, yakni hanya sebanyak 33 kasus.

Hal itu disampaikan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Kasi P2P) Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, Surya Delfitria Jumat, (22/2). Wanita yang akrab disapa Delfi ini merincikan, para penderita DBD itu berasal dari Kecamatan Sukajadi sembilan orang, Senapelan empat orang, Pekanbaru Kota dua orang, Rumbai Pesisir dua orang, Rumbai empat orang, Limapuluh tiga orang, Sail lima orang, Bukit Raya tiga orang, Marpoyan Damai delapan orang, Tenayan Raya delapan orang, Tampan sembilan orang dan Payung Sekaki lima orang.

Baca Juga :1.537 Warga Riau Terserang DBD 14 Orang Meninggal

“Untuk lebih rincinya di 2019, pekan pertama dua orang, pekan kedua dua orang, pekan ketiga tujuh orang, pekan keempat 4 orang, pekan kelima 22 orang, pekan keenam 11 orang dan pekan ketujuh 14 orang,” jelasnya.

Sementara itu data keseluruhan Januari sampai Desember 2018 terdapat 358 orang yang terserang DBD. Jika ditinjau dari segi umur selama tahun 2019, untuk 0-4 tahun enam orang, 5-9 tahun 17 orang, 10-14 tahun 13 orang, 15-19 tahun sembilan orang, 20-24 tahun empat orang, 25-44 tahun tujuh orang, 45-50 tahun dua orang dan di atas 51 tahun empat orang. Jika berdasarkan jenis kelamin untuk perempuan 29 orang (47 persen) sedangkan pria 33 orang (53 persen).

Secara terpisah, Tim Survei DBD/Staf Pendaftaran Puskesmas Sukajadi Jalan Langsat, Indria mengatakan, di Januari tercatat empat orang terkena penyakit DBD dan Februari sebanyak delapan orang. “Tahun ini sudah jelas meningkat dari tahun lalu, yang mana tahun lalu per bulan hanya satu atau dua orang saja terkena DBD. Sementara sekarang sudah 12 orang,” sambung Indria.

Sementara Kepala Puskesmas Garuda, Tangkerang Tengah, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru dr Evi Muchlis mengatakan, pada 2019 terdapat 15 orang yang terserang DBD. Untuk tahun lalu berkisar di angka 20. Evi juga mengimbau masyarakat menerapkan 3M yakni menguras penampungan air, menguburkan barang bekas dan menutup penampungan. Serta terapkan hidup sehat.

Upaya Pencegahan

Delfi memaparkan bahwa jentik nyamuk di musim kemarau dapat bertahan selama tiga hingga enam bulan di tempat kering. Sehingga pada saat musim hujan datang bisa langsung menetas.

Saran dari Diskes sejak 2017, bahwa setiap rumah harus ada satu pemantik  (juru pemantau jentik). Kegiatan tersebut agar setiap kepala keluarga (KK) memantau jentik yang ada di sekitar rumah masing-masing yang harus dicatat dan dilaporkan seminggu sekali kepada ketua RT (Koordinator Jumantik), lalu direkap dua pekan sekali oleh RW kemudian dilaporkan ke pihak kelurahan. Setelah itu dilaporkan ke puskesmas dan puskesmas melapor ke Diskes untuk ditindaklanjuti.

“Jika dijumpai jentik, jangan dibuang ke tempat yang dasarnya semen atau aspal, buanglah ke tempat yang dasarnya tanah. Karena yang landasannya disemenisasi biasanya tidak rata dan tidak menyerap cepat,” sambungnya.  Nyamuk DBD tinggal di tempat yang bersih seperti bak kamar mandi, dispenser, tatakan air bahkan pakaian bersih yang menggantung. Sementara kolam atau genangan air yang dasarnya tanah hanya ditinggali nyamuk biasa bukan nyamuk DBD.

Delfi mengimbau jika memiliki kolam ikan di rumah, agar memelihara ikan aduan, sehingga bisa mengurangi kasus DBD. Kemudian melakukan gotong royong massal minimal dua pekan sekali, lebih baiknya seminggu sekali. Karena di Pekanbaru kegiatan gotong royong masih belum berjalan.

Sedangkan Indria menjelaskan, bersama tim akan turun ke lapangan (rumah) begitu mendapati info dari grup tentang DBD. Kemudian diadakan penyelidikan epidionologi (PE) mengenai wabah dan jentik nyamuk, apakah nantinya akan dilakukan fogging (pengasapan dan atau penyuluhan ke rumah) atau hanya diberi obat untuk membasmi.

“Jika dalam radius 100 meter dari rumah orang yang sakit DBD terdapat tiga orang yang sakit maka harus segera lapor ke dinas untuk ditangani lebih lanjut, mengenai penyembuhan tergantung anti bodi pasien, biasanya satu minggu udah sembuh,” terangnya.(*/fas)

(Laporan MARRIO KISAZ, PEKANBARU)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook