DINAS KESEHATAN KOTA PEKANBARU

18 Pekan, 134 Kasus DBD

Pekanbaru | Jumat, 12 Mei 2023 - 09:33 WIB

18 Pekan, 134 Kasus DBD
Infografis (DINAS KESEHATAN PEKANBARU UNTUK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru mencatat selama hampir 18 pekan terakhir ada sebanyak 134 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Kota Bertuah.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih, Kamis (11/5), angka ini mengalami penurunan dibandingkan angka pada tahun lalu.


Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, pada pekan ke-18 tahun 2022, jumlah penderita DBD mencapai 338 kasus. Sementara tahun ini sampai pekan ke-18, kasus DBD hanya berjumlah 134 kasus.

Di mana, untuk 134 kasus DBD di 2023 ini tersebar di 14 kecamatan dengan kasus tertinggi tercatat di Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 23 kasus. Kemudian di Kecamatan Marpoyan Damai 22 kasus, Tenayan Raya 20, Rumbai 18, Tuah Madani 11, Rumbai Timur 7, Binawidya 7, dan Kecamatan Limapuluh juga 7 kasus. Lalu Kecamatan Rumbai Barat 5 kasus, Pekanbaru Kota 5 kasus, Sukajadi 4 kasus, Sail 3 kasus, Bukit Raya dan Kecamatan Kulim masing-masing 1 kasus.

''Sementara Senapelan belum ada ditemukan kasus DBD,'' ucapnya.

Dijelaskan Zaini lagi, demam berdarah adalah penyakit akibat virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini sangat mudah berkembang biak di genangan air, di daerah yang beriklim hangat, tropis, dan lembap. Hal ini membuat kasus DBD akan lebih sering terjadi saat musim hujan.

Virus dengue menular lewat gigitan nyamuk aedes aegypti pembawa virus. Ketika nyamuk itu menggigit anak, virus berpindah ke anak lewat aliran darah. Virus kemudian menempel pada sel darah putih dalam tubuh dan pelan-pelan menginfeksinya sembari diedarkan ke seluruh tubuh hingga memunculkan gejala.

Meskipun penyakit DBD tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain, namun cara penularan yang hanya terjadi dari nyamuk betina yang membawa virus ke manusia. Bahkan biasanya nyamuk aedes lebih sering menyerang pada siang hari, tidak seperti nyamuk-nyamuk lain yang biasanya menggigit pada pagi dan sore menjelang malam.

Penyakit DBD bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak yang jika tidak ditangani lebih lanjut akan dapat berakibat fatal.

Apalagi, beberapa orang terkena DBD tidak menunjukkan gejala sama sekali. Bahkan pada bayi dan anak-anak, gejala DBD seringkali ringan. Biasanya gejala DBD pada anak akan berkembang pada empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi, dan dapat bertahan sekitar tiga sampai tujuh hari.

DBD pada anak biasanya dimulai dengan gejala penyakit seperti virus flu. Memang sulit untuk mengetahui apakah si kecil terkena DBD, karena beberapa gejalanya mirip dengan penyakit umum yang terjadi pada anak-anak.

''Jika anak atau keluarga menunjukkan gejala umum DBD seperti demam tinggi, sulit tidur, menolak untuk makan, pendarahan dari gusi atau hidung, kulit timbul bintik-bintik merah bahkan sampai muntah. Maka segeralah membawanya ke rumah sakit atau pusat kesehatan terdekat agar dapat dilakukan penanganan lebih lanjut,'' jelasnya.(ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook