PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hingga pekan ke-47 tahun 2023, Dinas Kesehatan Pekanbaru mencatat sebanyak 257 warga Kota Bertuah terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dari jumlah tersebut, belum ada pasien DBD yang meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru drd Zaini Rizaldy Saragih mengatakan, jika dibandingkan dengan kasus DBD tahun 2022, terjadi tren penurunan. Di mana pada pekan ke-46 tahun 2022 lalu terdapat penambahan sebanyak 12 kasus dan di pekan ke-47 ada 5 kasus baru.
Sedangkan di tahun 2023, pada pekan ke-46 hanya ada 5 kasus baru dan di pekan ke-47 hanya 2 kasus. ”Namun begitu, DBD harus tetap harus diwaspadai,” ujarnya mengingatkan, Kamis (30/11).
Berdasarkan data DBD dari pekan 1-47 tahun 2023, Kecamatan Marpoyan Damai wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak yaitu 44 kasus. Selanjutnya, Kecamatan Payung Sekaki dengan jumlah 34 kasus, Tenayan Raya 31 kasus, Rumbai 27 kasus, dan Kecamatan Bukit Raya 22 kasus. Kemudian Kecamatan Tuah Madani 21 kasus, serta Rumbai Timur dan Bina Widya masing-masing 15 kasus.
Lalu ada Kecamatan Sukajadi 11 kasus, Limapuluh 9 kasus, Kulim 8 kasus, Rumbai Barat dan Pekanbaru Kota dengan jumlah sama yakni masing- masing 6 kasus. Sementara Kecamatan Sail dan Senapelan untuk sementara ini menjadi kecamatan dengan jumlah kasus terrendah dibanding kecamatan lain yakni masing-masing sebanyak 4 kasus.
Zaini meminta kepada masyarakat agar selalu mewaspadai serangan penyakit demam berdarah dengue ini karena dapat menyebabkan kematian kepada pasien. ”Untuk kasus meninggal dunia belum ada di Pekanbaru. Mudah- mudahan seterusnya tidak ada dan mari kita menjaga lingkungan kita dengan tetap melaksanakan 3M Plus,” ujarnya.
Dia menambahkan, dua tambahan kasus DBD di pekan ke-47 atau pada pekan ketiga November ini berasal dari Kecamatan Tenayan Raya dan Binawidya. Ia menuturkan, DBD adalah demam yang diikuti dengan pendarahan di bawah kulit, selaput hidung dan lambung.
”Virus Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dengan ciri- ciri berwarna hitam dan putih. Dengan gejala awal demam tinggi, kulit bintik merah, nyeri sendi atau otot, sakit perut, nyeri dan muntah,” jelas Zaini.
Zaini memaparkan pertolongan pertama apabila warga sempat mengalami hal yang disampaikan di atas dengan minum air putih sebanyak mungkin.
Kemudian, minum obat penurun demam atau panas dan mengompres dengan air dingin. Namun, jika dalam tiga hari demam tak kunjung turun, warga diminta segera ke dokter atau ke fasilitas kesehatan.
”Jaga lingkungan sekitar dan juga jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD segera dilakukan penanganan pertama atau bisa langsung ke fasilitas kesehatan tersebut,” ajaknya.(ayi)