K ini sama sepertinya, yakni anggota Mapala Sakai. Mahasiswa aktif di Fisipol Unri. Hanya saja, K adalah senior setahun di atasnya. Dalam berkegiatan, K sama seperti anggota lainnya.
“Selalu berkegiatan sama seperti kami. Kalau untuk komunikasi secara pribadi, kami tidak tahu. Tapi saya rasa sama seperti kami, palingan soal kuliah, organisasi. Sebatas itu saja saya rasa,” ujarnya.
Mutiara dan anggota Mapala Sakai lainnya, yakin K tidak terlibat. Tapi, mereka menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Mempercayakan keadilan kepada pihak yang berwajib.
Mutiara selaku pimpinan di Mapala itu, juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia. “Kami minta maaf, karena kejadian ini membuat resah,” ujarnya. Dia pun menegaskan, Mapala Sakai tidak pernah mendidik anggotanya yang berkaitan dengan terorisme.
Z di Mata Sahabat
Di mata sahabat, tingkah laku Z biasa-biasa saja layaknya para alumni pada umumnya. Hanya saja tingkah laku tersangka warga Lubuk Sakat, Kabupaten Kampar Riau tersebut, selama enam bulan belakangan ini selalu berubah bawaannya. “Dia selalu menyalahkan, kalau ada yang bertentangan dengan ajaran dia, dia selalu membantah,” kata Ade Harnas, seorang teman Z.
Ia juga mengatakan keseharian tersangka selalu melihat handphone dan YouTube, namun untuk pengajian tersangka tak pernah pergi sama sekali.
“Pakaian dia juga tidak mencurigakan sama sekali, salat dia juga bolong-bolong,” jelas Ade.
Bahkan pada suatu hari, Ade juga pernah melihat tersangka sedang mengaduk sesuatu di semak-semak, saat di dekati tersangka mengatakan proyek. Bahkan pada saat mereka berkumpul bersama-sama, tersangka selalu memperdebatkan pemahaman yang tidak sesuai dengan yang ia ketahui.
“Pernah kami bercanda, tapi dia selalu berdebat dan menyalahkan orang yang tidak sepahaman dengan dia,” tuturnya.
Memang, kata Ade, setiap alumni di homestay tempat mereka nongkrong tersebut, tempat mereka tinggal bersilaturahmi.
Selain itu dikatakan Ade, beberapa waktu lalu selalu ada bunyi ledakan. Namun kecurigaan mereka tak pernah menyangka bahwa hal tersebut merupakan uji coba bom.
“Dia kayak iseng gitu, ada bekas botol yang dia bakar lalu dia berlari mengatakan, awas..,” tutur Ade.
Sewaktu itu setelah terjadi ledakan tersangka langsung ketawa, Ade juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah tahu jika yang menjadi sasaran tersangka adalah DPRD RI. Setelah dilakukan penangkapan oleh petugas, barulah mereka sadari bahwa selama ini ternyata memang tersangka merakit bom.
Ade juga mengatakan bahwa pada saat itu tersangka ditangkap Densus 88 pada saat tidur di homestay di ruangan tidur. Sementara itu Boston PLT Ketua Mahasiswa Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup (Mapalindup) mengatakan, Mapala tempat mereka tinggal tersebut kesehariannya selalu sering membicarakan kegiatan. “Kadang duduk di fakultas-fakultas mengenai lingkungan dan persaudaraan agar lebih erat,” tuturnya.
Selain itu waktu mahasiswa lain membuat acara, mereka selalu mengapresiasi. Hubungan dan kegiatan mereka di Unri juga selalu menularkan ke kampus-kampus lain.