Bom Bodoh Israel di Gaza Menimbulkan Kerusakan yang Lebih luas dan Tidak Terkontrol

Internasional | Minggu, 17 Desember 2023 - 02:05 WIB

Bom Bodoh Israel di Gaza Menimbulkan Kerusakan yang Lebih luas dan Tidak Terkontrol
Sebuah jet tempur F-16 Angkatan Udara Israel terbang di dekat perbatasan Israel dengan Gaza, Ahad (10/12/2023), di Ashkelon, Israel. (AMIR COHEN/REUTERS)

GAZA (RIAUPOS.CO) - Bom-bom tak terarah, yang sering disebut sebagai "bom bodoh" yang digunakan oleh Israel di Gaza, dapat mencapai tingkat akurasi yang lebih tinggi ketika digunakan bersama dengan taktik penyelaman dan strategi lainnya, demikian diungkapkan oleh para ahli kepada ABC News, Sabtu (16/12/2023).

Hal ini menjadi perhatian utama di tengah kecaman terhadap meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza. Sebanyak 40-45% dari amunisi udara ke darat yang digunakan oleh Israel di Gaza adalah bom tak terarah, atau "bom bodoh," seperti yang dikonfirmasi oleh pejabat Amerika Serikat kepada ABC News, Sabtu (16/12), yang merangkum temuan dari laporan intelijen Amerika.


Sisa bom tersebut merupakan amunisi berpandu presisi, tambahnya. Penggunaan "bom bodoh" oleh Israel pertama kali dilaporkan oleh CNN pada hari Kamis (14/12). Jika dilihat dari angka yang dievaluasi oleh laporan intelijen AS, hal tersebut menunjukkan tingkat penggunaan senjata presisi yang historis dalam pertempuran, menurut kontributor ABC News, Steve Ganyard, seorang mantan pejabat Departemen Luar Negeri dan mantan pilot pesawat tempur Korps Marinir.

"Meski senjata presisi cenderung mahal dan jumlahnya terbatas dibandingkan dengan bom 'bodoh', namun jika Israel menerapkan senjata udara presisi sebesar 55-60%, angkanya melampaui penggunaan senjata tersebut oleh negara mana pun dalam sejarah pertempuran di perkotaan," ungkap Ganyard.

Tidak hanya itu, pakar dan pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada ABC News bahwa ada taktik yang dapat diterapkan untuk menjatuhkan senjata-senjata yang lebih netral disebut sebagai "amunisi tidak berpandu," dengan tingkat presisi yang tinggi, sekaligus menghindari secara pembunuhan atau melukai warga sipil tanpa alasan yang jelas.

Meskipun amunisi berpemandu presisi memanfaatkan teknologi pesawat untuk menyerang target dengan akurasi, empat pejabat AS yang mengetahui metode tersebut menyatakan bahwa taktik seperti pengeboman tukik dan menjatuhkan dari ketinggian yang lebih rendah dapat diterapkan untuk meningkatkan ketepatan senjata tidak berpemandu.

Pilot juga dapat menggunakan komputer balistik canggih untuk mempresisikan dengan akurat lokasi pendaratan bom mereka.

"Pemerintah Israel berupaya maksimal untuk mengurangi kerugian dan korban sipil, termasuk dengan menggunakan amunisi yang tidak berpemandu," kata pejabat Departemen Pertahanan.

Sekretaris Pers Pentagon, May Jend Pat Ryder, memperkuat klaim ini selama konferensi pers dengan para wartawan pada hari Kamis (14/12), mengatakan bahwa militer modern seperti Israel dapat menggunakan berbagai senjata dengan cara "yang dapat meningkatkan presisi."

Dia menambahkan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah menegaskan pentingnya membatasi kerusakan pada warga sipil Gaza dalam pembicaraan rutin dengan rekan Israelnya.

"Saya tidak akan membahas operasi Israel dan berbicara tentang taktik, teknik, dan prosedur mereka, selain dari itu, kami telah menekankan pentingnya keamanan warga sipil," kata Ryder.

Diskusi tentang teknik pemboman Israel ini mendapat kritik keras Presiden Joe Biden pada hari Selasa terkait taktik pertempuran Israel, yang disampaikannya dalam acara penggalangan dana kampanye.

Menurut transkrip Gedung Putih, ia mengatakan bahwa negara tersebut mulai kehilangan dukungan internasional karena "pemboman sembarangan yang terjadi."

Gedung Putih menghadapi kesulitan untuk menjelaskan komentar Biden, dan juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menyatakan pada hari Rabu, "Kami tidak akan membiarkan ini terjadi di podium khusus ini."

"Presiden mencerminkan keprihatinan yang telah kita miliki selama beberapa waktu dan akan terus berlanjut seiring berlanjutnya operasi militer ini, terkait perlunya mengurangi dampak negatif pada warga sipil dan bertindak sesuai dengan tingkat ketepatan dan kehati-hatian sebaik mungkin," tambah Kirby dalam konferensi pers Gedung Putih pada hari Rabu (13/12).

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook