Mesir Rencanakan Strategi Baru untuk Akhiri Perang di Jalur Gaza, Israel dan Hamas Beri Tanggapan Dingin

Internasional | Rabu, 27 Desember 2023 - 04:03 WIB

Mesir Rencanakan Strategi Baru untuk Akhiri Perang di Jalur Gaza, Israel dan Hamas Beri Tanggapan Dingin
Peta peperangan Israel-Hamas tahun 2023. (THE TELEGRAPH UK)

KAIRO (RIAUPOS.CO) – Mesir merupakan salah satu negara yang menjadi mediator dalam konflik antara Israel dan Hamas sejak 7 Oktober 2023 lalu. Baru-baru ini, negara yang berbatasan langsung dengan Gaza tersebut mengeluarkan sebuah proposal yang bakal mengakhiri perang antara Israel dan Jihad Palestina.

Rencana Mesir tersebut menyerukan pembebasan sandera secara bertahap dan pembentukan pemerintahan Palestina yang terdiri dari para ahli untuk mengelola Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki. Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat senior Mesir dan seorang diplomat Eropa yang mengetahui proposal tersebut.


Pejabat yang berbicara tanpa menyebut nama saat membahas proposal tersebut, mengatakan, rinciannya telah dikerjakan bersama negara Teluk Qatar dan disampaikan kepada Israel, Hamas, Amerika Serikat, dan pemerintah Eropa.

Seperti yang diketahui, Kairo dan Qatar sama-sama menjadi penengah antara Israel dan Hamas, sementara AS adalah sekutu terdekat Israel dan kekuatan utama di wilayah tersebut. Menanggapi rencana tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak mengomentari.

Namun ketika berbicara kepada anggota Partai Likud, ia mengatakan ia bertekad untuk terus melanjutkan serangannya. Hal ini karena rencana Kairo tidak mencapai tujuan yang dinyatakan Tel Aviv untuk menghancurkan Hamas.

Hal ini juga tampaknya bertentangan dengan desakan Israel untuk mempertahankan kendali militer atas Gaza untuk jangka waktu lama setelah perang. Meskipun menolak, akan tetapi Netanyahu menghadapi tekanan domestik yang besar untuk mencapai kesepakatan untuk memulangkan lebih dari 100 sandera Israel yang masih disandera di Gaza.

Sementara itu Hamas tidak secara resmi bereaksi terhadap usulan tersebut. Namun tidak jelas apakah Hamas akan setuju melepaskan kekuasaan setelah menguasai Gaza selama 16 tahun terakhir.

Izzat Rishq, seorang pejabat senior Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengulangi posisi kelompok tersebut bahwa mereka tidak akan bernegosiasi tanpa  mengakhiri agresi sepenuhnya. Dia juga mengatakan,  Hamas tidak akan menyetujui gencatan senjata sementara atau sebagian dalam jangka waktu singkat.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook