Dia dan beberapa temannya bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi. Mereka bingung. Mengapa seniornya ini ditangkap. Dalam kasus apa Z terlibat. Tak terbesit sedikit pun dalam pikiran mereka bahwa Z diamankan sebagai terduga teroris. “Kami hendak bertanya kepada mereka datang soal apa. Tapi petugas meminta kami diam. Kami dilarang memegang handphone. Z langsung dibawa ke dalam mobil,” sebut Mutiara.
Beberapa polisi lainnya pun menggeledah homestay itu. Dari dalam homestay tersebut, diamankan dua busur panah beserta delapan anak panah dan sepucuk senapan angin. “Polisi juga memeriksa loker-loker yang ada di homestay. Tas Z yang ada di sana, juga dibawa polisi,” kata dia.
Busur panah yang diamankan itu, kata Mutiara, memanglah milik Z. Z sengaja meletakkan panah itu di homestay, agar bisa digunakan oleh juniornya untuk olahraga. Bukan untuk lain-lain. “Senapan angin itu untuk pajangan saja,” sebutnya.
Setelah homestay digeledah, setengah jam setelah itu datanglah K. Bagi Mutiara, walaupun K masih mahasiswa aktif, tapi masih seniornya. K datang saat polisi ramai di lokasi. “Saat datang, polisi langsung menanyakan apakah dia K. K mengiyakan. Polisi meminta K untuk melepaskan jaketnya untuk diperiksa. Lalu diborgol dengan kabelti,” katanya.
Saat itu, Mutiara melihat K tengah kebingungaan. Setahunya, K tak pernah berbuat macam-macam. Apalagi berbuat yang mengarah ke pidana. “Bang Kalek (panggilan akrab K) pun bingung. Dia bertanya kepada polisi, mengapa dia diborgol. Tapi polisi hanya diam, dan membawa K ke dalam mobil. Kepala ditutupi helm dan dipasangkan masker,” ujar Mutiara.
Akhirnya Z dan K dibawa polisi dengan mobil, lalu meninggalkan kampus itu. Polisi lain memasang garis polisi di homestay mereka tersebut.
Setelah itu, barulah polisi memeriksa Gedung Gelanggang Mahasiswa Fisipol Unri. Ruangan yang diperiksa adalah ruangan Sekretariat Mapala Sakai, yang berada di lantai dua. “Ruangan itu jarang kami pakai. Karena kami juga sudah punya homestay yang cukup besar. Jadi kami berkegiatan di homestay saja,” sebut dia.
Dari sanalah petugas mengamankan empat bom yang siap diledakkan dan beberapa jenis serbuk bahan peledak. Barang bukti yang diamankan polisi itu disaksikan langsung oleh Dr Suyanto, selaku Wakil Dekan Kemahasiswaan Fisipol Unri.