“Jadi aturan seperti dalam ketentuan begitu sudah meneken faktur dengan pembeli, maka bisa dilakukan percepatan dalam realisasi pendapatan,” tutupnya.
Belum Terpola dengan Baik
Adanya dugaan kasus SPPD fiktif di lingkungan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Riau, diduga menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya penggarapan pendapatan asli daerah (PAD) Riau. Pasalnya, pengawasan yang seharusnya dilakukan pihak Bapenda tidak melekat karena adanya SPPD fiktif tersebut.
Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman mengatakan, pihaknya cukup kecewa dengan adanya temuan kasus tersebut. Di mana seharusnya pengawasan melekat dilakukan petugas Bapenda untuk sektor pajak, namun justru pengawasan tersebut tidak dilakukan dan hanya mengejar dana perjalanan saja.
“Jadi selama ini mereka yang berangkat hanya dua orang, tapi yang tandatangan bisa 10 orang. Inilah yang membuat target PAD kita tidak meningkat, padahal potensi itu ada. Jika dikelola dengan baik, potensi PAD Riau bisa mencapai Rp5 triliun dari Rp3 triliun yang tergarap saat ini,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, potensi PAD yang selama ini belum terpola dengan baik seperti pajak air permukaan yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Riau. Di mana perusahaan tersebut untuk memasang alat pengukuran sendiri dan kemudian melaporkan untuk membayar pajaknya. Sedangkan pengawasan pemerintah tidak ada di sana.
“Kalau seperti itu, bagaimana kita tahu kalau memang besaran pajak yang harus dibayarkan itu sesuai dengan yang mereka pakai. Karena pengawasan alat pengukur tersebut tidak ada. Ke depan hal seperti ini jangan terjadi lagi,” sebutnya.
Noviwaldy mencontohkan, siapa yang duduk atau menjabat di Bapenda tersebut ibarat pesawat dengan pilot otomatis. Tidak perlu digerakkan, maka akan sampai tujuan dengan sendirinya. Begitu juga di Bapenda, tidak pun bekerja dengan maksimal PAD tersebut akan tetap masuk, namun dengan jumlah yang sama setiap tahunnya.
“Hanya menunggu saja pun akan datang PAD itu. Tapi apakah mau seperti itu terus, harus ada inovasi dan sistem jemput bola. Ini setiap tahun target PAD sama, tidak ada peningkatan. Logikanya setiap tahun jumlah kendaraan pasti bertambah kan, jadi harus ada inovasi yang dilakukan,” ujarnya.(mng)
Laporan EKA GUSMADI PUTRA, dan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru