Bungker Zaman Jepang Konon Tembus Sungai Siak

Riau | Selasa, 15 Mei 2018 - 10:51 WIB

Bungker Zaman Jepang Konon Tembus Sungai Siak
LIHAT KOIN: Kepala Dinas Kebudayaan Riau Yoserizal Zen melihat uang koin lama koleksi H Sulaiman. (EKA G PUTRA/RIAU POS)

Pihak keluarga lanjutnya bercerita setelah tim Dinas Kebudayaan Provinsi berada di sana sepekan, juga ada koleksi yang diserahkan ke taman mini oleh keluarga. Dengan 191 koleksi dokumen dan 200-an benda, Pemprov Riau lanjutnya ingin mendata sebagai bahan tambahan setelah tahun lalu 39 cagar budaya tak bergerak Riau diakui pemerintah pusat.

“Jika lebih banyak tentu bagus, Pekanbaru sudah usulkan 21 cagar budaya tak bergerak, yang bergerak kami data semua. Termasuk dari almarhum H Sulaiman ini berupa sutera, keris, keramik, kain sari dengan kualitas tinggi, juga ada artefak samurai, ada kaitan dengan jepang juga yakni ujung tombak berbentuk bayonet dan banyak lagi,” jelasnya.

Baca Juga :Masyarakat Sejarawan Indonesia Selenggarakan Seminar dan Rapat Kerja

Dengan revitalisasi pula, diharapkan pemerintah maka fungsi rumah tidak akan berubah. Terlebih atas kontribusi saudagar India kaya tersebut dinilai sudah terlibat menggerakkan perekonomian Pekanbaru. Dengan demikian nantinya diharapkan Yose juga dapat meminimalisir peredaran narkoba di wilayah Kampung Dalam misalnya. “Di rumah ini ada juga satu bungker belum dibuka. Ini tentu perlu pembahasan lebih lanjut dan koordinasi dengan semua pihak,” bebernya.

Koordinasi dengan semua pihak lanjut Yoserizal karena bungker di rumah Jalan Senapelan Nomor 29 tersebut konon tembus sampai Sungai Siak. Dengan dibuka pada tahun 80-an saja banyak ditemukan benda-benda sisa peperangan, maka dikhawatirkan ketika ditelusuri sekarang bisa saja ada hal lain yang harus diperhatikan.

“Tentu ada koordinasi dengan pusat, pihak kepolisian dan lainnya. Bisa saja ada hal-hal yang tidak diinginkan di dalam bungker ini, jadi akan kami diskusikan lebih lanjut,” tambahnya.

Dengan sudah mendokumentasikan dan diarsipkan Dinas Kebudayaan, ujar Yoserizal, nanti Pemprov akan coba menyiapkan museum tersendiri.

“Museum tematik H Sulaiman misalnya. Kami coba lewat APBN, APBD kalau memungkinkan kami usulkan. Yang jelas akan disiapkan dan jadi pembahasan karena ini bagian dari cagar budaya,” kata Yoserizal.

Sudah sepekan melakukan pendataan dan inventarisir dipimpin langsung Kabid Sejarah Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Riau Darliana. Bersama timnya terus mendata, memotret dan melihat detail benda dan barang yang dimiliki ahli waris H Sulaiman.

“Etnografi ditemukan sampai 200-an, seperti kain peralatan dapur, alat rumah tangga, keramik, mata uang Eropa, paspor lama yang disulam ternyata dulu juga ada. Berkas dokumen 191 kita inventarisir,” kata Darliana.

Darlina bersama timnya mendatangkan tenaga ahli sekitar 12 orang selama sepekan dan dilanjutkan lagi dengan penelitian untuk dibawa ke kantor. Terdiri dari arkeolog, antropolog, tekno arkeolog, fotografer, animator dan lainnya. Disinggung pengalaman sepekan melakukan inventarisir atas barang-barang yang sudah berumur ratusan tahun tersebut, diakui Darlina memang ada aura-aura berbeda selama pendataan di kediaman tersebut. Hanya saja menurutnya hal tersebut barangkali sebagai bagian dari tugas yang memang harus dilewati.***

Laporan EKA G PUTRA, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook