Setelah sekian lama aset yang dimiliki keluarga H Sulaiman dan baru sekarang dieskpose sebagai benda cagar budaya, menurut Anita sebelumnya dia sudah menceritakan kepada banyak orang tentang benda-benda dan dokumen tua yang dimiliki. Hanya saja dia belum mengetahui ke mana seharusnya menginformasikan perihal benda-benda cagar budaya yang dimiliki.
Mewakili pihak keluarga, lanjutnya, mereka sudah lama ingin nama H Sulaiman dikenal karena peran sertanya dalam memajukan Pekanbaru dulu kala. Namun karena tidak mengetahui ke mana akan disampaikan sehingga sempat ada keinginan keluarga agar rumah dan seluruh aset dijual.
“Semua ini pernah ingin dijual, saya tak setuju. Selama ini hanya cerita-cerita ke mana-mana. Kemudian ada kawan pegiat pariwisata saya minta bantu naikkan tentang moyang kami,” sambungnya.
Kejadian tersebut, kata Anita, sekitar tahun 2016 hingga akhirnya pada 2018 ada pihak Dinas Kebudayaan Riau yang datang dan ingin mendata seluruh aset yang dimiliki karena sarat akan nilai kebudayaan dan benda cagar budaya. Selain didata seluruh aset yang dimiliki, Anita juga mengungkapkan pada tahun 80-an, salah seorang pamannya pernah berniat membuat kolam di belakang rumah. Namun baru satu meter menggali, ditemukan sebuah lubang besar menganga selebar dua meter. Mulut lubang itu dipenuhi besi-besi yang menutupi, helm zaman penjajahan, serta banyak ujung tombak diduga moncong bayonet.
“Setelah digali terus, ternyata panjang dan dalam serta pengap dan tentu gelap. Malamnya, Om saya sering mimpi tentang lubang tersebut dan sakit. Akhirnya penggalian dihentikan dan tidak pernah lagi digali. Karena begitu ada keluarga yang niat menggali, selalu bermimpi,” cerita Anita sambil menunjuk posisi lubang yang disebutnya sebagai bungker tersebut.
Terletak di belakang rumah, di mana sekarang terdapat bangunan semacam dapur tambahan dan bungker dimaksud ditunjukkan Anita berada tepat di bawah dinding belakang dapur. Sementara batang ubi dan dedaunan rumput sudah menjalar di sekitar lokasi.
“Kalau menurut informasi keluarga, memang ini bungker zaman Jepang yang tembus sampai ke Sungai Siak,” tambahnya.