Untuk berapa unit bantuan helikopter dan alat pemadam yang akan diberikan BNPB, menurut Edwar nantinya pihak BNPB yang akan menganalisa berapa kira-kira bantuan yang akan diberikan. Salah satu indikatornya luas lokasi yang terdampak karhutla. “Biasanya kita dapat dua atau tiga unit helikopter, mengingat provinsi Riau memiliki luas wilayah yang cukup besar,” sebutnya.
Terkait luas lahan di Riau yang terbakar hingga Kamis (21/2), dijelaskan Edwar saat ini total lahan yang terbakar sejak Januari hingga Februari mencapai 857,51 hektare. Yang tersebar di beberapa kabupaten/kota seperti Dumai, Kepulauan Meranti, Bengkalis, dan Rokan Hilir.
“Kalau untuk hot spot, pada Kamis pagi terpantau hanya ada dua titik. Yakni di daerah Teluk Lencah dan Rupat Kabupaten Bengkalis. Di lokasi itu saat ini terus dilakukan pemadaman. Kami juga meminta masyarakat tidak lagi membakar lahan,” harapnya.
Saat dikonfirmasi terkait adanya informasi bahwa di Kota Dumai, akibat karhutla sekolah sempat diliburkan pada Kamis (21/2) pagi. Edwar mengaku sudah mengkonfirmasi kepada Kepala BPBD Dumai bahwa informasi itu tidak betul.
“Saya sudah kontak langsung kepala BPBD Dumai terkait informasi itu, kalau anaknya yang tidak mau sekolah jangan bilang sekolah itu yang diliburkan. Kalau dinas pendidikan yang mengumumkan baru informasi itu resmi,” sebutnya.
Sama halnya ketika dikonfirmasi perihal informasi karhutla di Kabupaten Kepulauan Meranti sudah mencapai 300 ha lebih. Lagi-lagi Edwar menyangkalnya, pasalnya dari data yang ia miliki, karhutla di Meranti hanya mencapai 20,2 ha.
“Data yang ada pada kami hanya itu, tapi sampai saat ini tim kami terus berusaha melakukan penghitungan,” katanya.
Gubernur Riau Syamsuar saat ditemui usai prosesi tepuk tepung tawar di LAM Riau dan ditanyakan terkait adanya sekolah yang diliburkan tersebut, juga menyangkal hal itu.
“Belum ada libur, besok (hari ini, red) saya akan ke Dumai,” sebutnya.(evi/hsb/sol/wir/rpg/ted)