Kabut asap yang terjadi di Riau mulai berdampak kepada kesehatan warga. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yulianti Nazir mengatakan sebanyak 617 warga terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada Februari ini. Yang paling banyak menderita ISPA warga Kota Dumai, 596 orang. Selain ISPA beberapa penyakit yang disebabkan kabut asap dan diderita masyarakat adalah asma, iritasi kulit dan juga iritasi mata. Sedangkan penyakit pneumonia atau paru-paru basah hingga saat ini belum ditemukan.
“Yang paling banyak masyarakat terkena ISPA yakni kota Dumai mencapai 596 orang. Kemudian Kabupaten Bengkalis 16 orang dan Rokan Hilir tiga orang,” kata Mimi, Kamis (21/2).
Sedangkan untuk masyarakat yang menderita penyakit asma, berdasarkan laporan yang pihaknya terima, masyarakat yang paling banyak menderita penyakit tersebut juga di kota Dumai dengan 22 orang. Sedangkan untuk daerah lain, belum ada laporan masyarakat.
“Untuk penyakit iritasi kulit, di Dumai ada sembilan orang. Iritasi mata di Dumai juga terdapat 27 orang, Bengkalis satu dan Rokan Hilir tiga orang. Mudah-mudahan karhutla di beberapa daerah di Riau cepat padam. Sehingga masyarakat yang terdampak penyakit akibat asap bisa diminimalisir,” harapnya.
Kabut Asap Kiriman, Murid SD Diliburkan
Kabut asap kiriman dari Kabupaten Bengkalis Kecamatan Rupat beberapa SD di Kota Dumai meliburkan muridnya. Memang Kamis (21/2) pagi kabut asap di Dumai cukup tebal, namun menjelang siang kabut asap mulai menipis.
“Ya, Bang, tadi (kemarin, red) guru kasih tahu jerebu banyak makanya disuruh pulang,” ujar Andre, salah seorang murid SD 017 kepada Riau Pos.
Andre mengaku sudah dipulangkan sejak pukul 08.00 WIB. Namun ia masih menunggu jemputan orangtuanya pada pukul 10.00 WIB. “Ini pakai masker agar jerebu tidak terhirup langsung,” ujar bocah kelas 5 itu.
Selain SDN 17, SDN 13 juga meliburkan muridnya. Pihak sekolah tidak mau mengambil risiko jika tidak memulangkan muridnya. “Kabut asap beberapa hari belakangan cukup mengkhawatirkan untuk anak-anak, makanya kami pulangkan. Pemulangan anak didik ini dilakukan setelah mendapatkan petunjuk dari pihak Dinas Pendidikan,” kata Kepala SD 13, Zahara.
Kabid Sekolah Dasar Disdikbud Kota Dumai Dedi mengatakan, memang ada beberapa sekolah yang memulangkan muridnya. “Sekolah-sekolah di Kecamatan Dumai Kota rata-rata memulangkan muridnya, karena pagi kabut asap cukup tebal,” ujarnya. Namun tidak semua sekolah, karena kabut asap mulai menipis menjelang pukul 10.00 WIB.
“Kalau sekolah-sekolah dasar di Purnama, Sungai Sembilan, Bagan Besar, Bukit Timah, Medang Kampai tidak memulangkan siswanya karena cuaca di tempat tersebut bagus, ini kan asap kiriman makanya cepat hilang,” terangnya.
Untuk selanjutnya, pihak Disdikbud Kota Dumai sudah mengimbau kepada sekolah jika memang kondisi kabut asap masih tebal di pagi hari, kepala sekolah diberi kewenangan untuk memulangkan muridnya.
Kapolres Dumai AKBP Restika P Nainggolan memastikan, Kamis (21/2) tidak ada karhutla di Kota Dumai. “Kabut asap yang ada merupakan kiriman dari kabupaten tetangga,” tuturnya.
Sementara itu Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengatakan, pascapenetapan status siaga darurat bencana karhutla di Riau, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) untuk meminta bantuan alat pemadaman.
“Seperti helikopter untuk pelaksanaan patroli udara dan juga water bombing. Saat ini masih dalam proses pengadaan peminjaman. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak begitu lama ini bantuan sudah datang ke Riau,” katanya.