TENGKU DAHRIL (MANTAN REKTOR UIR)

Hidup Sesudah Mati

Petuah Ramadan | Senin, 26 April 2021 - 10:23 WIB

Hidup Sesudah Mati
TENGKU DAHRIL (MANTAN REKTOR UIR)

ALQURAN yang diturunkan Allah di kota Suci Makkah pada bulan suci Ramadan lebih dari 14 abad yang silam telah memberi informasi yang sangat jelas akan adanya kehidupan setelah kematian atau hidup setelah mati.

Hidup kedua setelah mati ini disebut juga dengan hidup pada hari pembalasan yang kekal dan abadi karena tidak akan ada lagi kematian setelah itu. Kehidupan kedua ini baru akan terjadi setelah terjadinya hari kiamat yaitu pada suatu hari  bumi beserta isi dihancurkan Allah sehancur-hancur dan diganti dengan bumi yang baru yang disebut dengan padang mahsyar. Semua manusia yang mati akan dibangkitkan atau dihidupkan kembali oleh Allah, sehingga tidak ada seorang pun yang tertinggal. Ketika itulah manusia baru benar-benar sadar akan kebenaran berita Alquran dan ajaran yang dibawakan oleh para Rasul.


Di padang mahsyar yang maha luas ini semua manusia berlutut menghadap ke hadirat Tuhannya sambil menunggu proses pengadilan oleh Tuhan Yang Maha Adil. Mereka akan diberi sebuah kitab yang berisikan semua amal kebaikan dan kejahatan yang pernah dilakuannya selama hidup di permukaan bumi. Satu pun tidak ada yang tertinggal. Mereka disuruh membaca sendiri apa-apa yang tertulis di dalamnya. Kalau ada kebaikan sebesar zarrah pun akan tertulis dengan rapi di dalam kitab itu. Demikian pula setiap kejahatan yang pernah dilakukannya. Mereka bagaikan melihat kembali tayangan video sejarah hidup masing-masing. Pada saat itulah baru manusia mengetahui apa yang sudah dkerjakannya dan apa yang telah mereka  lalaikan. Sungguh beruntunglah orang-orang  yang menghabiskan waktu hidupnya dengan beramal sholeh dan rugilah orang-orang melalaikannya. Mereka pada akhirnya digiring ke suatu tempat yang disebut dengan syurga dan neraka. Sungguh beruntunglah setiap orang yang dimasukkan Allah ke syurga dan sungguh sangat rugilah orang-orang yang dimasukkan Allah ke neraka.

Satu-satunya manusia yang pernah melihat syurga dan neraka ini semasa hidupnya adalah Rasulullah Muhammad SAW. Dialah nabi yang menceritakan betapa indahnya surga itu dan betap dahsyatnya neraka karena dia memang diberi kesempatan oleh Allah untuk melihat langsung surga dan neraka pada waktu peristiwa Israk dan Mikraj.

Jadi selain  Alquran yang merupakan wahyu dari Allah SWT, juga cerita dari Rasulullah ketika mengalami peristiwa Israk dan Mikraj adalah bukti nyata betapa surga dan neraka itu memang benar-benar ada dan sudah  dipersiapkan Allah untuk kehidupan manusia di hari akhirat kelak.

Sekarang tinggal pilihan kita, selagi masih hidup di permukaan bumi ini, apakah kita sudah mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam surga yang dijanjikan Allah ataukah neraka. Cara atau jalan untuk menuju ke arah surga dan neraka ini sudah diturunkan Allah berupa Alquran yang masih bisa kita buka dan baca dan sunnah Rasul yang disampaikan oleh para juru dakwah yang masih berada di antara kita.

Ketika kita membaca sejarah, betapa seriusnya Rasulullah dalam berdakwah dengan menyampaikan semua isi kandungan Alquran, karena dia benar-benar ingin menyelamatkan manusia dari jurang kehancuran. Dia sangat paham betapa banyaknya orang-orang  kafir yang sudah mengalami kematian, sangat menyesal dan ingin kembali hidup di permukaan bumi ini untuk beramal sholeh sesuai dengan petunjuk dan ajaran Alquran dan sunnah Rasul. Namun sayangnya nasi sudah menjadi bubur. Mereka tidak mungkin lagi untuk hidup di permukaan bumi. Waktu mereka sudah habis, sehingga mereka hanya bisa menyesal berkepanjangan terbakar oleh api neraka.. Karena itu pula hari akhirat itu disebut dengan hari penyesalan.

Rasulullah sering menangis apabila mengingat betapa pamannya Abi Thalib termasuk kaum yang menyesal itu, karena ketika meninggal dunia tidak sempat menyebut dua kalimah sahadat, sehingga dia mati dalam keadaan kafir. Pada hal dia tahu betul betapa sayangnya pamannya kepadanya yang mengasuhnya sejak umur 8 tahun dan melindunginya dari gangguan kaum kafir Makkah. Oleh karena itulah, supaya kita tidak termasuk ke dalam kelompok orang-orang  yang menyesal itu, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan membaca  Alquran dan mendengar hadist-hadist Rasulullah yang dibacakan oleh para ulama dan juru dakwah melalui berbagai cara supaya kita benar-benar dapat memahami dan mengikuti semua petunjuk yang telah di sampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada kia semua.

Alhamdulilah, puasa Ramadan tahun 1442 H atau tahun 2021 Masehi ini kita masih hidup dan masih diberi kesempatan oleh Allah untuk beramal sholeh sesuai menurut kemampuan kita masing-masing. Banyak keluarga kita atau teman sejawat kita yang pada tahun ini  sudah tidak lagi  bersama kita  karena waktu yang dijanjikan  Allah telah sampai kepadanya. Wallahualam bisawab.***

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook