Cara Mendapatkan Lailatulqadar

Petuah Ramadan | Selasa, 11 April 2023 - 10:48 WIB

Cara Mendapatkan Lailatulqadar
Dian Oka Putra (Pengurus ICMI Riau) (ISTIMEWA)

Tidak terasa kita sudah masuk dalam penghujung bulan Ramadan. Banyak hal yang telah kita lewati di Ramadan tahun ini yang tak biasa dari tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari perubahan aktivitas dan mekanisme ibadah yang kita lakukan. Sekarang kita sudah masuk dalam 10 Ramadan yang terakhir yang dalam riwayat yang kuat disebutkan bahwa 10 malam terakhir ini datangnya malam lailatulqadar.

Kapan tiba malam lailatulqadar memang tak ada yang tahu. Riwayat Aisyah merupakan pendapat yang paling kuat waktu datangnya malam lailatulqadar yakni pada 10 malam ganjil terakhir di Ramadan. Berdasarkan hadis Aisyah RA, dia berkata Rasulullah SAW beriktikaf di 10 hari terakhir Ramadan dan Beliau bersabda. “Carilah malam lailatulqadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan” Hadis Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1.169.


Masih berlakunya imbauan beribadah di rumah karena Covid-19 membuat kita harus beribadah dalam kondisi yang tetap mematuhi protokol dari pemerintah. Beberapa imbauan MUI juga menjadi legitimasi untuk kita melaksanakan ibadah tetap di rumah. Tetapi ibadah tentu saja bisa kita laksanakan dimanapun dan kapanpun dengan niat semata-mata karena Allah SWT.

Seperti halnya dalam hal memburu kemuliaan lailatulqadar, memang secara rinci tidak jelaskan kapan tepatnya manusia bisa memperoleh lailaturqadar pada malam-malam di bulan Ramadan. Meskipun demikian, ada beberapa jenis amalan yang bisa dikerjakan seorang muslim untuk mendapatkan lailatulqadar.

Di antara amalan-amalan tersebut adalah memperbanyak bacaan Al-Qur’an, melakukan zikir, serta membaca doa-doa yang disunahkan pada tempat atau waktu yang mulia. Mengenai doa ini, dijelaskan Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar. “Kami riwayatkan dari sanad yang sahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain bahwa Aisyah pernah berkata, “Wahai Rasulullah, andaikan aku mengetahui lailatulqadar, apa yang bagus aku baca?”

Rasulullah menjawab, “Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku).” Amalan di atas sebaiknya tidak hanya dilakukan pada malam hari  demi mendapatkan lailatulqadar, tetapi juga pada siang hari ketika sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memperoleh kemualiaan lailatulqadar, jangan terfokus dalam pengerjaan ibadah yang biasa di lakukan di bulan Ramadan saja seperti puasa, Salat Tarawih, dan zakat fitrah. Biasanya ibadah Ramadan kita laksanakan hampir semua di masjid, baik itu salat lima waktu , Salat Tarawih, tadarus, dan iktikaf.

Padahal syarat mendapatkan kemuliaan malam lailatulqadar tidak juga harus terikat di masjid, tapi lebih kepada bagaimana menghidupkan malamnya dan menghadirkan suasana yang sekiranya kita maksimalkan untuk menunaikan ibadah kepada Allah SWT.

Dalam kondisi normal jika seseorang ke masjid, terus malamnya tidak bangun (untuk beribadah pada Allah) dan cuma tidur, tidak akan mendapat malam lailatulqadar. Masjid memang media untuk kita fokus dan termotivasi dalam ibadah di bulan Ramadan, namun dalam kondisi seperti ini sepertinya sulit untuk fokus menggapai amalan Ramadan di masjid.

Padahal esensi malam lailatulqadar itu lebih pada bagaimana menghidupkan malam dengan amalan. Sekalipun bila tidak mampu dikerjakan di masjid seperti sekarang karena pandemic. Biasanya ibadah terfokus ke masjid untuk memperbaiki amalan kita agar semakin baik dalam beribadah dan lebih penting adalah mengerjakan secara konsisten. Tidak perlu mengerjakan ibadah yang kita rasa berat melaksanakannya  tetapi kerjakan amalan yang sedikit tapi berkelanjutan.

Misalnya yang paling sederhana, kita biasa membaca Al-Qur’an dalam waktu-waktu tertentu saja, tapi ketika ingin memaksimalkan amalan dengan niat untuk memperoleh kemuliaan lailatulqadar bacalah Al-Qur’an dengan waktu yang semakin sering dengan komitmen yang tinggi dan niatkan khatam Al-Qur’an dengan target.

Begitu juga ibadah-ibadah yang lain seperti Salat Tarawih yang biasanya kita laksanakan 11 rakaat  plus witir dengan surah-surah pendek. Kita coba untuk memaksimalkan Salat Tarawih dengan 23 rakaat dengan witir menggunakan surah-surah yang cukup panjang. Kita bisa membaca mushaf Al-Qur’an di dalam Salat Tarawih karena tidak hafal itu diperbolehkan karena Salat Tarawih ibadah sunah.

Selanjutnya di sepertiga malam ajak keluarga untuk melaksanakan qiyamul lail dengan ibadah tahajud dan murajaah Al-Qur’an hingga menjelang sahur. Kemudian setelah sahur, kita beribadah Salat Subuh dan syuruk memastikan mata kita terjaga hingga datangnya waktu duha.

Kalau kita biasa Salat Duha cuma dua rakaat, kita lakukan jadi delapan rakaat. Belum lagi salat-salat sunah yang sebelum dan sesudah salat lima waktu. Itu kan banyak sekali. Kita juga bisa lakukan salat berjemaah bersama keluarga. Tadarus sama-sama. Kecuali bagi mereka yang tinggal sendirian di rumah, tentu tidak bisa.

Rasulullah ketika hendak meraih lailatulqadar, beliau beriktikaf di masjid pada 10 hari terakhir Ramadan. Hanya saja, beliau melakukan iktikaf dengan intensitas yang tinggi.

Silaturahmi juga ibadah ,saling menyapa dengan tetangga dan kerabat, dan memberi sesuatu kepada orang lain dengan tujuan yang baik. Hal ini juga berlaku bahwa ketika manusia tidak bisa memuji orang lain, tidak perlu memakinya. Kalau tidak bisa memberi sesuatu kepada orang lain, jangan lalu mengambil haknya. Kalau tidak bisa membantunya, jangan menjerumuskannya.

Ini prinsip kedamaian yang dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin bagi kehidupan manusia. Di saat itulah manusia mendapat malam kemuliaan, yaitu malam lailatulqadar. Hakikat malam lailatulqadar adalah mewujudkan kebaikan dan kemuliaannya yang bersifat tanazzalul atau berkesinambungan.

Inilah nilai keagungan malam lailatulqadar yang nalar manusia tidak akan dapat menjangkaunya. Namun, manusia sangat bisa untuk mendapatkan malam tersebut dengan cara mengisi kebaikan pada sepuluh hari terkahir bulan Ramadan untuk menciptakan kebaikan bersama dalam kehidupan di hari-hari setelahnya.***

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook