Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta dari segala hal yang dapat membatalkan puasa dan ibadah puasa. Puasa merupakan ibadah istimewa dalam ajaran agama. Sebab segala amal perbuatan manusia yang beriman memiliki nilai yang sangat luar biasa di sisi Allah SWT.
Keistimewaan ibadah puasa di bulan Ramadan ini disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidur orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih dan amal ibadah berlipat ganda.“ (HR Baihaqi)
Di samping puasa memiliki nilai-nilai istimewa, puasa juga dapat mendorong muncul semangat dan spirit kerja dalam kehidupan manusia, karena kerja dalam pandangan Islam adalah ibadah. Dalam ajaran Islam, ibadah adalah semua aktivitas yang baik yang dikerjakan dengan dan niat yang ikhlas untuk mendapatkan keridaan Allah SWT. Aktivitas dalam kehidupan manusia dapat disebut dengan spirit kerja menuju hidup yang sempurna yaitu sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat. Inilah yang disebutkan Allah dalam surat al-Baqarah ayat 201. “Ya Tuhan kami berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat serta jauhkanlah kami dari azab neraka."
Bulan puasa memberikan kesempatan yang luar biasa untuk meraih hakikat hidup tersebut (sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat). Hampir tidak ada waktu yang terlewatkan kecuali hanya untuk mendekatkan diri (bertaqarrub ) kepada Allah.
Hakikat kualitas ibadah tidak hanya melalui peningkatan spiritual pribadi melalui ketekunan dalam salat dan baca Alquran, tapi juga dapat diraih melalui ibadah sosial lain seperti tetap semangat bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga. Spirit kerja dan produktivitas tidak boleh menurun hanya karena alasan melaksanakan ibadah puasa.
Puasa harus menjadi spirit dalam berkarya, tidak lemah dan malas. Rasulullah pernah berwasiat untuk kaum muslim. "Di antara dosa-dosa hamba Allah ini, ada dosa yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan salat. Dia hanya dapat dihapus dengan bersusah-payah mencari nafkah."
Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa pada waktu Rasulullah SAW baru pulang dari Perang Tabuk, beliau berjumpa dengan seorang tukang batu dan melihat tangan tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari. Lalu Rasulullah bertanya kepadanya , "Kenapa tanganmu kasar sekali?" Si tukang batu menjawab, "Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya karena itulah tangan saya kasar." Begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal itu, Rasulullah menggenggam tangan tukang batu tersebut, dan menciumnya seraya bersabda: "Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya. "Penghormatan dan kemuliaan yang diberikan oleh Rasulullah kepada tukang batu itu tidak pernah dilakukannya kepada para pemimpin Quraisy, pemimpin kabilah, dan kepada para raja, serta kepada siapa pun juga.
Jika dipahami secara mendalam tentang spirit kerja dalam Alquran dan hadis-hadis Rasulullah yang sebagiannya telah disebutkan di atas, setidak- tidaknya ada lima hal yang diambil dalam memahami hubungan puasa dengan spirit kerja. Kelima hal tersebut adalah pertama, melalui puasa akan muncul hubungan spiritual yang erat antara manusia dengan Tuhan dan memungkinkan orang meningkatkan efisiensi kerja mereka secara efektif. Kedua, semangat puasa dapat menjaga hubungan yang harmonis antarsesama baik sesama individu, maupun antarsesama kelompok sosial lainnya. Ketiga,semangat puasa dapat melahirkan orang-orang yang mengadopsi cara-cara “legal" dalam proses bekerja dan mencari pekerjaan. Keempat, semangat puasa dapat memupuk manusia pada tingkat saling menghormati, toleransi dan cinta di antara semua makhluk sebagai ciptaan Tuhan. Dan kelima, semangat puasa akan dapat meningkatkan meningkatkan profesionalisme dan semangat kerja bagi setiap orang dalam bekerja. Wa Allah a’lam bi al- shawab.***