BENGKALIS (RIAUPOS CO) - Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) berkolaborasi dengan Politeknik Caltex (Poltex) Riau dan Politeknik Kampar sebagai Tim Konsorsium Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Riau menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu dimensi STEEPV di Provinsi Riau.
FGD digelar di Hotel Premiere Pekanbaru selama dua hari yakni Rabu dan Kamis (20-21/12/2023) mengusung tema "Eksplorasi dan Pengembangan Peluang Kolaborasi Pentahelix berdasarkan Potensi Daerah Riau". Kegiatan FGD dibuka Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Riau Dr H Kamsol yang mengapresiasi terselenggaranya FGD sebagai hal penting dalam menjalankan misi memajukan pendidikan vokasi di Riau.
Komsol menekankan, betapa esensialnya kolaborasi antarlembaga pendidikan dan berbagai sektor industri serta komunitas dalam menciptakan program-program inovatif yang merespons kebutuhan tenaga kerja.
“Agar penyelenggaraan pendidikan di bidang vokasi sesuai betul dengan kebutuhan industri, perlu ada sinergisitas dalam menyusun rencana kebutuhan tenaga kerja, juga rencana pengembangan industri baru. Untuk itu, banyak hal yang harus diubah dengan sistem pendidikan kita yang ada saat ini,” ujar Kamsol.
Direktur Polbeng Johny Custer menjelaskan, memang ada kesenjangan antara pendidikan vokasi dan dunia industri. Menurutnya, kesenjangan ini merupakan aspek yang harus diminimalisir. Salah satu langkah yang diambil untuk mengatasi hal ini adalah melalui Program Penguatan Ekosistem Kemitraan ini.
“Bagaimana industri dan dunia pendidikan itu sejalan, kita perlu menyelaraskannya. Jadi apa yang dibutuhkan oleh industri, itu yang disiapkan oleh pendidikan vokasi,” jelas Johny.
Ketua Tim Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Riau, M Alkadri juga memaparkan, dalam FGD ada 2 agenda yang dilaksanakan, pertama Horizon Scanning, merupakan tahapan dalam rangkaian metodologi Foresight untuk mengidentifikasi isu-isu yang muncul, relevan, signifikan, dan berpengaruh terhadap transformasi ekosistem pendidikan vokasi di Riau.
“Dalam proses ini, kami tidak ingin meninggalkan sisi kolaboratif. Kami akan memberi ruang untuk menjaring perspektif dari seluruh unsur pentahelix yang hadir. Kami yakin keragaman pandangan dari pihak-pihak yang berkepentingan akan menjadi bekal berharga dalam membentuk strategi yang inklusif dan berkelanjutan," ungkap Alkadri.
FGD ini dilaksanakan selama dua hari. Pada hari pertama, dilaksanakan horizon scanning menggunakan kerangka STEEPV (Social, Technological, Economic, Environmental, Politics, dan Values) yang menjadi acuan melakukan brainstorming untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah yang berkaitan dengan transformasi ekosistem pendidikan vokasi dalam ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah.
Acara dihadiri oleh berbagai pihak, seperti Pemerintah Provinsi Riau, pelaku industri (DUDI), satuan pendidikan vokasi, lembaga kursus pelatihan, bursa kerja khusus, komunitas, kalangan akademisi/pakar dan media.
Laporan: Abu Kasim (Bengkalis)
Editor: Edwar Yaman