PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebanyak sembilan laki-laki dan empat perempuan diamankan tim Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru saat melakukan kegiatan razia, Selasa (25/7) malam hingga Rabu (26/7) dini hari. Selain itu, petugas juga menutup paksa tempat hiburan malam yang masih beroperasi di luar waktu yang ditentukan.
Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian kepada Riau Pos, Rabu (26/7) mengatakan, pihaknya melakukan penertiban guna menegakkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat dan Perda Nomor 3 Tahun 2002 tentang Hiburan Umum. Selain itu juga melakukan pengawasan untuk meminimalisir perkembangan LGBT di Kota Pekanbaru.
Dijelaskannya, razia dilakukan di tempat penginapan dan tempat hiburan. Hasilnya, beberapa pasangan bukan suami istri di beberapa lokasi penginapan sesuai dengan laporan masyarakat yang langsung ditindaklanjuti oleh Satpol PP.
”Tim Satpol PP Pekanbaru tadi malam (Selasa, red) mengamankan pasangan yang bukan suami istri. Diamankan 9 laki dan 4 perempuan,” katanya.
Selain melakukan razia di tempat penginapan, Satpol PP juga menyasar tempat hiburan malam. Hasilnya, petugas menutup paksa tempat hiburan malam yang buka melewati jadwal operasional. Sejumlah tempat hiburan mendapat peringatan dari para personel Satpol PP Kota Pekanbaru.
”Ada New Hunter dan Dragon di Jalan Soekarno-Hatta. Kami juga beri peringatan kepada pengelola Pool Abege yang buka hingga Rabu dinihari. Kami mendapati masih banyak pengelola hiburan malam buka melewati jadwal operasional semestinya,” terang Zulfahmi.
Dirinya menjelaskan, hiburan malam yang tetap buka hingga dinihari langsung ditutup paksa. Pihaknya juga melayangkan surat peringatan kepada para pengelola agar beroperasi sesuai dengan jadwal yang ada.
Selain itu, selain melakukan pengawasan aktivitas di tempat hiburan malam, Satpol PP juga menjaga komunikasi dengan pengelola tempat hiburan agar menjaga keamanan dan ketertiban.
Dalam kegiatan ini dijelaskan Zulfahmi lagi, pihaknya juga meminta untuk tempat hiburan ikut aktif bersama Pemko Pekanbaru meminimalisir berkembangnya LGBT di Kota Pekanbaru.
Saat ditanyakan terkait adanya indikasi LGBT di Kota Pekanbaru dalam penertiban yang dilakukan tersebut, pihaknya belum bisa memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan adalah LGBT. Pasalnya hal tersebut masih dilakukan pendalaman labih lanjut oleh petugas terkait.
”Kita tidak memastikan informasi. Namun dengan adanya razia secara rutin dapat mencegah perkembangan LGBT,” tegasnya.(ayi)