PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - PAGI-PAGI sekali, sekitar pukul 07.00 WIB, semua peserta didik telah berada di barisan dengan menempati posisinya masing-masing. Berbaris rapi dengan pakaian seragam putih merah di halaman sekolah.
Sementara para guru berbaris di sisi bagian depan barisan para peserta didik. Adapun pada sisi lainnya, berbaris rapi para personel pemain dram band anak-anak SD tersebut.
Sesaat kemudian Kadisdik Pekanbaru, Abdul Jamal menempati posisi sebagai pembina upacara. Setelah rangkaian upacara bendera berjalan dengan teratur, Abdul Jamal mendapatkan kesempatan untuk memberikan pengarahan atau mengisi pidato di upacara bendera di sekolah tersebut.
Ada berbagai hal yang disampaikan Abdul Jamal didepan para peserta upacara bendera tersebut, mulai dari penerapan kurikulum merdeka, hingga berkaitan dengan cara mengantisipasi pengaruh Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT). Di samping itu juga mengajak sekolah dan ingin memastikan tidak ada lagi tindakan perundungan.
”Ini memang agenda rutin setiap pekannya, menyapa sekolah-sekolah. Yang disapa itu ya kepala sekolahnya, gurunya juga anaknya.
Ada beberapa hal yang penting tentang pendidikannya yang saya sampaikan. Pertama tentang kurikulum merdeka, bagaimana implemetansinya di sekolah, silahturahmi dan kemudian tentang LGBT, bagaimana sekolah mengantisipasinya. Serta tidak boleh ada bullying (perundungan) di sekolah,” ujar Abdul Jamal.
Menurut Abdul Jamal, tindakan LGBT tidak terjadi saat dilingkungan sekolah. Melainkan dapat terjadi pada setiap peserta didik. Untuk itu penting diantisipasi sejak dini pada peserta didik tingkat SD.
”Anak-anak sekolah bisa saja menjadi korbannya. Karena kegiatan LGBT tidak terjadi di lingkungan sekolah, melainkan diluar sekolah. Penting untuk pihak sekolah dan orang tua turut mengawasinya,” tambahnya.
Meski cuaca sedikit mendung dan gerimis, kegiatan upacara bendera Senin pagi itu berjalan lancar. Kepala SDN 163 Pekanbaru, Dewi Kurniati MPd menyambut positif program Kadisdik Pekanbaru Abdul Jamal menyapa sekolah tersebut.
Dalam amanatnya mengimbau agar sekolah mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar. Di mana belajar itu sambil bermain. Yang paling dikuatkan disini adala karakter peserta didik. Karena kalau mencari ilmu saja pada sekarang ini bisa dicari dengan browsing di internet.
”Tetapi kalau pembentukan anak memang harus dilakukan pendidik di sekolah. Juga diminta tadi agar tidak ada lagi bullying di sekolah. Dan alhamdulillah kami dari Gugus Lembayung Madani, melaksanakan upacara gabungan yang menjadi pembina upacaranya Kepala Dinas Pendidikan,” ungkapnya.***
Laporan JOKO SUSILO, PEKANBARU
