PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru memantau belum ada ditemukan hewan ternak yang terpapar penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) di wilayah Kota Pekanbaru.
''Kami telah melakukan pemantauan di beberapa tempat peternak-peternak. Sampai saat ini alhamdulillah Kota Pekanbaru masih bebas dari penyakit SE tersebut,'' ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru M Firdaus, Selasa (24/1).
Ia menjelaskan, penyakit ngorok adalah penyakit menular pada ternak khususnya sapi dan kerbau. Untuk itu pihaknya terus melakukan upaya preventif agar sapi ngorok tidak masuk ke Pekanbaru. Mulai dari pengawasan lalu lintas ternak hingga pengawasan daripada ternak itu sendiri.
''Memang untuk vaksinnya ada. Tetapi saat inikan masih bebas dari penyakit tersebut. Saat ini kami melakukan penanganan terkait dengan vaksin booster atau vaksin penguat guna mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (MPK) bagi hewan ternak,'' ujar Firdaus.
Lanjutnya, jika ditemukan gejala penyakit ngorok sebelum sampai kepada kasus yang lebih berat, maka akan dilakukan pengobatan seperti pemberian vitamin dan pemberian pakan yang lebih.
''Sampai saat ini petugas-petugas di lapangan belum mendapatkan laporan dari peternak terkait adanya gejala penyakit yang mengarah ke penyakit Septicaemia Epizootica atau penyakit ngorok,'' sebutnya.
Untuk itu diimbau kepada para peternak sapi untuk menjaga kebersihan sapi dan mencukupi pengapian pada malam hari dan memberikan makanan yang sehat.
Untuk diketahui, penyakit SE atau ngorok adalah suatu penyakit infeksi akut atau menahun pada sapi dan kerbau. Penyakit ini terjadi juga pada jenis ternak yang lain seperti pada unta, kambing, domba, kuda dan lainnya.(dof)