Harga Cabai Melonjak, Pemko Akan Intervensi

Pekanbaru | Kamis, 23 Februari 2023 - 09:38 WIB

Harga Cabai Melonjak, Pemko Akan Intervensi
Pedagang menyusun cabai merah yang dijual di Pasar Cik Puan Pekanbaru, Rabu (22/2/2023). Harga cabai merah Bukittinggi mengalami kenaikan dari Rp40 ribu per kilogram menjadi Rp70 ribu per kilogram. (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pekan keempat Februari 2023, sejumlah harga barang keperluan pokok khususnya cabai merah di Kota Pekanbaru kembali melonjak. Saat ini harga jual cabai merah Bukittinggi  berkisar Rp70.000 per kilogram (kg), di mana sebelumnya berkisar Rp55.000 per kg.

Pantauan Riau Pos, Rabu (22/2) di Pasar Cik Puan dan Pasar Agus Salim tampak lapak para pedagang cabai merah terlihat sepi dari aktivitas jual beli. Para pedagang menyortir cabai merah yang masih segar dan sudah mulai layu.


Salah seorang pedagang cabai Nasrul mengaku, kenaikan harga cabai merah sudah mulai terjadi sejak awal Februari kemarin. Dikatakan Nasrul, untuk harga jual cabai merah Bukittinggi yang ia miliki berkisar Rp70.000 per kg. Di mana sebelumnya ia menjual cabai merah hanya berkisar Rp55.000 per kg.

Hal serupa juga terjadi pada harga cabai Aceh. Di mana sebelumnya dijual sekitar Rp45.000 hingga Rp50.000 per kg, kini naik menjadi Rp60.000 per kg.

Cabai rawit merah juga ikut mengalami kenaikan dan hampir menembus angka Rp100.000 per kg. Para pedagang mengaku kesulitan untuk menjual cabai rawit merah kepada masyarakat.

''Kalau cabai rawit merah itu sekarang harganya Rp90.000 per kg. Biasanya saya jual Rp60.000 sampai Rp70.000 per kg paling mahal. Sekarang masih cenderung naik lagi karena dari pemasok juga naik harganya,'' katanya.

Menurut Nasrul, kenaikan harga jual cabai merah terus terjadi akibat banyaknya petani cabai yang mengalami gagal panen, sehingga stok cabai merah yang biasanya melimpah dan dijual dengan harga murah kini malah jauh lebih tinggi.

''Kalau karena faktor jelang Ramadan sih belum ya. Ini karena faktor cuaca saja di sana banyak petani yang gagal panen ditambah lagi, jalanan menuju ke Riau ini banyak yang mengalami kemacetan, sehingga kualitas cabai yang layak jual juga berkurang,'' ucapnya.

Ia berharap pemerintah bisa segera membantu para pedagang untuk menstabilkan harga. ''Daya beli masyarakat berkurang sekitar 20 persen. Kami pun susah mau jualan, pembeli sepi,,'' katanya.

Pemko Akan Lakukan Intervensi Harga
Sementara itu, Sekretaris Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, pemko akan segera menindaklanjuti kenaikan harga yang terjadi di pasar saat ini. Menurut Indra, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pekanbaru segera melakukan intervensi harga dan akan menggandeng koperasi untuk membeli sejumlah komoditi pangan.

Nantinya masyarakat bisa membeli bahan pangan yang dibeli koperasi dengan harga lebih murah. Selisih harga produsen ke distributor bisa lebih murah. Ada rencana intervensi harga mulai berlangsung pada awal pekan ini. Bahan pangan itu di antaranya cabai, bayam hingga kentang.

''Mulai besok atau lusa kita sudah mulai intervensi harga cabai di pasaran,'' ujarnya, kemarin.

Lanjutnya, pemko juga telah melakukan rapat terbatas dengan pihak terkait yang tergabung dalam TPID pada akhir pekan untuk memastikan harga bahan pokok tetap stabil. Mereka membahas kenaikan harga cabai merah dan bahan pangan lainnya.

Kebanyakan harga yang naik merupakan bahan pangan dari luar Provinsi Riau seperti cabai merah, bawang merah dan kentang, sehingga jadi perhatian khusus karena semuanya berasal dari Provinsi Sumatera Barat.

Apalagi, sejumlah daerah di provinsi tersebut juga mengalami inflasi sehingga Kota Pekanbaru terdampak. TPID pun melakukan langkah antisipasi kenaikan harga jelang Ramadan 1444 H.

''Ketika di daerah asal tinggi, maka harga di Pekanbaru pun ikut naik. Kita ingin membuat harga ini stabil,'' papar Indra Pomi.

Indra menyebut bahwa TPID di Pekanbaru nantinya bakal melakukan langkah antisipasi dengan mengawasi distributor bahan pangan. Mereka juga melakukan intervensi cabai merah, kentang dan sayuran seperti bayam.''Kami akan lakukan intervensi melalui koperasi,'' tegasnya.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook