Kadisdik Janji Sanksi Kepala Sekolah Wajibkan LKS

Pekanbaru | Senin, 23 Januari 2023 - 09:09 WIB

Kadisdik Janji Sanksi Kepala Sekolah Wajibkan LKS
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Abdul Jamal. (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Abdul Jamal masih menyikapi dengan serius tentang pembelian buku lembaran kerja siswa (LKS) yang mencuat belakang ini. Selain pihak sekolah dan kepala sekolah SD telah dilarang mewajibkan beli buku tersebut, info terbaru Abdul Jamal bakal segera menurunkan tim melakukan kroscek langsung.

Tindakan itu me­nyusul kabar adanya pungutan di sekolah dengan dalih pembelian buku LKS. Isu tersebut bahkan sudah berkembang sampai kepada DPRD Pekanbaru dan bahkan mendapatkan perhatian Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun SSTP MAP yang sebelumnya juga secara tegas meminta Kadisdik untuk menyikapi secara serius tentang buku LKS. Agar tidak memberatkan pelajar dan orang tua.


''Kami akan turun ke sekolah untuk kroscek apakah ada (pungli), informasi sementara yang kami terima tidak ada. Dan sekolah saya tegaskan jangan pernah wajibkan anak-anak beli buku LKS,'' ujar Jamal kepada Riau Pos, kemarin.

Tim internal Disdik Pekanbaru sudah disiapkan yang diaktifkan melakukan peninjauan ke seluruh sekolah SD dan SMP. Apabila diketahui ada sekolah yang mewajibkan untuk membeli buku tersebut, maka sanksi tegas bakal jadi pelajaran untuk guru atau kepala sekolahnya. Sanksinya seperti apa, Abdul Jamal tidak merinci secara pasti kepada Riau Pos.

''Tentu sanksinya ada, yang pasti tentang buku LKS saya yakin pihak sekolah itu sudah tahu ketentuannya seperti apa. Karena kan memang tidak dipaksakan, buku itu hanya untuk tambahan bahan ajar. Kalau ada bagus, tak ada ya tidak apa-apa. Sudah ngertilah pihak sekolah itu,'' tambahnya.

Lanjutnya, persoalan buku LKS tersebut sudah menjadi isu yang kerap dipersoalkan di sekolah. Untuk itu, ke depan ia bakal mengevaluasinya. Bila perlu melarang masuk buku LKS ke sekolah.

''Inikan sudah terlanjur anak sekolah sudah masuk. Ke depan akan ada evaluasi tentunya,'' katanya. Sementara keberadaan buku LKS mendapatkan respon berbeda dari para pelajar dan orang tua anak didik. Tuti salah satu orang tua SD negeri di Pekanbaru tersebut tidak keberatan untuk membeli LKS untuk anaknya. Karena sebagai bahan tambahan belajar di rumah.

''Buku sekolah kan tidak ada, belajar di rumah mau pakai apa kalau tidak buku LKS. Buku LKS juga saya lihat sudah meringkas semua pelajaran. Artinya memudahkan anak belajar,'' ungkapnya.

Hal senada diungkapkan orang tua murid salah satu SMP negeri di Pekanbaru ini. Ia menilai buku tersebut sangat bagus untuk belajar anak di rumah. ''Kalau buku paket dari sekolah kan tidak bisa dibawa pulang, anak belajar di rumah ya pakai buku LKS. Lagian kan belinya sekitar enam bulan sekali bukan tiap bulan. Kalau yang mau aja beli, banyak juga orang tua yang tak beli karena tak dipaksakan,'' tambahnya.

Sementara Ria, orang tua pelajar di salah satu SD negeri di Pekanbaru itu menganggap buku LKS cukup mahal, ia minta harganya bisa lebih murah lagi. ''Harganya di atas Rp100 ribu untuk empat sampai lima buku. Ya kalau lebih murah kan cukup membantu. Saya pernah belikan waktu anak kelas 1 dan kelas 3 tak beli. Sekarang sudah kelas VI ya beli untuk tambahan belajar di rumah apalagi mau ujian akhir sekolah,'' ungkapnya.(ilo)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook