Pengangkut Swadaya Buang Sampah di Tepi Jalan

Pekanbaru | Senin, 20 Juni 2022 - 10:27 WIB

Pengangkut Swadaya Buang Sampah di Tepi Jalan
Satu unit mobil pick up sedang membongkar sampah di pinggir Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tuah Madani, Sabtu (18/6/2022) malam. (HENDRAWAN KARIMAN/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tidak sepenuhnya sampah yang menumpuk di pinggir jalan dalam Kota Pekanbaru dibuang oleh perorangan. Tak jarang, sampah-sampah tersebut dibuang dari atas mobil pengangkut sampah.

Seperti yang Riau Pos jumpai pada Sabtu (18/6) malam di pinggir Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tuah Madani.


Satu uni mobil pick up pengangkut sampah berhenti di pinggir jalan dekat tumpukan sampah. Mobil bak terbuka itu memang tidak membawa sampah banyak. Hanya pas seukuran bak bawaan mobil gardan tersebut.

Riau Pos sengaja melewati Jalan Soekarno-Hatta menuju Baterai Q dengan pelan untuk melihat kondisi lokasi tumpukan sampah tersebut. Belum melewati Rumah Sakit Sansani, pick up tersebut tiba-tiba melaju menuju arah simpang Baterai Q.

Benar saja, mobil yang mengangkut berbagai macam bentuk sampah itu langsung berputar arah di u-turn tidak jauh dari lokasi. Wartawan pun berhenti untuk memastikan apakah sampah akan dibuang di tumpukan itu atau ke tempat lain.

Ternyata, begitu berbalik arah, mobil itu langsung menghidupkan lampu sign kiri tanda akan ke pinggir. Tanpa basa-basi, setelah parkir, dengan sigap dua orang keluar dari kabin dan langsung membongkar sampah di sana.

Pantauan Riau Pos sekitar pukul 20.05 WIB malam itu, sebelum mobil itu membongkar sampah yang ada di bak belakangnya, sampah juga sudah menumpuk cukup panjang dan panjang di tepi jalan. Beberapa titik tumpukan ada yang sudah setinggi betis orang dewasa di pinggir jalan tersebut.

Fenomena pengangkut swadaya yang membuang sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) ilegal tersebut diakui Kabid Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru Asrizal.

Fenomena itu sendiri sudah lama menjadi keluhannya. "Memang pengumut sampah secara mandiri (swadaya) yang banyak membuang disana, termasuk di Pasar Pagi Arengka dan juga Pasar Cik Puan. Kami tidak punya pijakan hukum yang kuat untuk melarang atau memberikan sanksi. Kalau dilarang pun mereka mau buang ke mana, TPS resmi yang ada saja sudah melimpah dan lokasi jauh dari sana," sebut Asrizal.

Asrizal berharap, infrastruktur persampahan bisa menjadi perhatian semua pihak. Terutama pengadaan TPS yang resmi di setiap kelurahan. Penumpukan sampah di pinggir jalan itu menurutnya baru bisa diatasi secara optimal bila setiap kelurahan memiliki dua TPS resmi. Terutama di kelurahan wilayah padat penduduk. Dengan demikian, kendatipun yang memungut sampah adalah masyarakat secara mandiri, tapi pembuangannya sudah ada dan teratur, tidak lagi di pinggir jalan.

Di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta dari Simpang Pasar Pagi Arengka menuju Simpang Baterai Q saja, terdiri dari tiga kelurahan yang padat penduduk. Sidomulyo Barat yang berada di sisi barat Jalan, Kelurahan Sidomulyo Timur dan Perhentian Marpoyan pada sisi seberangnya. Tiga kelurahan ini merupakan wilayah padat penduduk dan terdapat banyak peru­mahan yang sulit diakses truk berukuran besar.(end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook