Harga Barang Pokok Masih Tinggi

Pekanbaru | Rabu, 19 Juli 2023 - 11:00 WIB

Harga Barang Pokok Masih Tinggi
Pedagang memperlihatkan dua butir telur ayam di Pasar Kodim, Pekanbaru, beberapa waktu lalu. (MHD AKHWAN/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Memasuki pekan ketiga Juli 2023, harga sejumlah barang keperluan pokok masih terpantau tinggi di sejumlah pasar tradisional di Pekanbaru.

Pantauan Riau Pos, Selasa (18/7) di Pasar Pagi Arengka dan Pasar Dupa Kencana,  tercatat harga cabai merah di kisaran Rp45.000 dari harga sebelumnya Rp38.000 per kilogram (kg). Harga cabai rawit berkisar Rp46.000 per kilogram dan cabai hijau Rp30.000 per kilogram.


Untuk harga bawang putih masih tinggi yakni Rp50.000 per kilogram. Naik dari harga beberapa hari lalu yang hanya Rp38.000 per kilogram.

Sementara itu harga bawang merah naik dari Rp35.000 menjadi menjadi Rp40.000 per kilogram.

Tidak hanya cabai dan bawang, harga sayur-sayuran saat ini juga masih tinggi. Tomat yang paling tinggi mengalami kenaikan. Dari harga Rp10.000 ribu per kilogram sekarang menjadi Rp14.000 per kilogram. Sedangkan japan Rp10.000 per kilogram, dan daun bawang Rp30.000 per kilogram.

Salah seorang pedagang Ani mengaku, saat ini harga barang keperluan pokok masih tinggi pasca-Hari Raya Iduladha 1444 H lalu. ”Semuanya masih mahal, tak ada penurunan yang signifikan karena memang stok dari petani yang kurang,” ucapnya.

Sementara itu, pedagang ayam potong Herman mengaku hingga kini harga ayam potong juga masih tinggi yaitu Rp34.000 per kilogram. Sedangkan telur ayam berada di kisaran Rp53.000 hingga Rp56.000 per papan (30 butir).

”Masih belum ada barang sembako yang benar-benar murah. Kalau kami tak ikutkan harga jual, sudah pasti kami yang nombok, karena memang dari sananya mahal,” ucapnya.

Ia juga tak menampik semenjak harga barang keperluan pokok pasar tradisional di Pekanbaru mengalami kenaikan, berimbas pada penurunan pembelian ayam potong dan telur ayam miliknya. Bahkan kini banyak masyarakat yang sengaja mengurangi pembelian agar bisa hemat.

”Biasanya pembeli itu beli ayam ukuran 2 kg, sekarang malah cuma setengah atau hanya bagian dadanya saja, pokoknya dibatasi lah,” jelasnya.

Salah seorang warga Erlina mengaku sengaja harus memutar otak agar kepeluan pokok untuk rumah tangganya dapat tercukupi dengan uang belanja yang ia miliki. Apalagi saat ini hampir semua harga kebutuhan pokok masih cukup tinggi, sehingga membuat ibu rumah tangga seperti dirinya harus memilah bahan kebutuhan pokok mana yang harus dibeli dan tidak.

”Kalau lauk seperti ikan atau ayam gitu masih bisalah di cari penggantinya. Yang susah itu kalau cabai, bawang dan barang kepeluan pokok lainnya yang memang harus ada setiap hari di rumah. Saya berharap pemerintah bisa segera mengendalikan harga barang keperlua pokok agar tidak terlalu tinggi,”ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, saat ini Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pekanbaru masih terus melakukan pemantauan harga sejumlah barang pokok di pasaran.

Ia menuturkan, sejumlah upaya dilakukan untuk menekan harga bahan pokok supaya tidak mengalami lonjakan harga yang bisa mempengaruhi inflasi daerah. Dinas terkait juga terus melakukan pengawasan harga di pasaran.

TPID juga mengontrol distribusi bahan pokok dari distributor hingga ke pasaran. Mereka mengantisipasi adanya penimbunan barang dan memastikan tidak terjadinya kelangkaan.

”Kami cek distributor, kami pantau kalau ada yang nimbun-nimbun barang. Kami juga melakukan operasi pasar, ada pasar murah untuk menekan harga di pasaran,” tegasnya.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook