KOTA (RIAUPOS.CO) - Naiknya harga daging ayam juga berdampak terhadap penjual. Pendapatan penjual ayam jadi menurun drastis. Pembeli berkurang.
"Saat harga daging ayam Rp18 ribu perkilogram, bisa 100 ekor ayam terjual. Sekarang ayam sudah naik jadi Rp25 ribu perkilogramnya. Imbasnya daya beli menurun. Sehari rata rata maksimal 60 ekor ayam," ungkap Ainul salah satu penjual ayam ras yang menggelar lapaknya di badan Jalan Soekarno Hatta.
Sekitar pukul 05.00 WIB, usai waktu Subuh ia sudah berada di lapak miliknya. Ukuran cukup besar dibanding lapak penjual ayam lainnya. Terbuat dari kayu atau papan yang di bangun rapi. Bertingkat pula. "Biasanya pukul 6 pagi sudah ramai. Namun sejak harganya naik jadi berkurang," terangnya sambil terlihat sibuk membersihkan ayam pesanan rumah makan.
Untungnya langganan di lapak miliknya sudah banyak. Rata rata pemilik usaha kuliner di sekitaran Jalan Soekarno-Hatta dan Panam membeli di lapak Ainul. Ada dua anggota yang membantunya. Karena tidak terlalu ramai anggotanya bisa lebih santai. "Untung masih ada langganan. Kalau pembeli rumah tangga sudah berkurang jauh," tambahnya.
Ia mengaku hanya menyesuaikan harga dari pemasok. Kabar yang ia dapatkan saat ini sedang tidak musim panen. Dua bulan lagi masuk panen lagi. Harga ayam ia prediksi kembali turun. "Mudah mudaham satu bulan setengah, atau dua bulan lagi panen harga ayam turun lagi," katanya.
Sementara berdasarkan pantauan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Pekanbaru harga ayam berada di ring Rp25 ribu perkilogram.(ilo)