JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Momen Ramadan dan Idulfitri tahun ini menjadi salah satu kesempatan bagi pengusaha hotel dan restoran untuk meningkatkan kinerja. Namun, imbauan Presiden Joko Widodo bagi para pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) untuk tidak menggelar acara buka bersama (bukber) bisa berpengaruh langsung ke pelaku usaha hotel dan restoran.
’’Paket buka puasa bersama menjadi ladang pendapatan bagi hotel ketika keterisian kamar berkurang drastis selama masa Ramadan,” ujar ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran di Jakarta, Sabtu (25/3).
Menurut Maulana, pemerintah juga perlu melihat multiplier effect dari kegiatan di hotel dan restoran yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakat. Dia membeberkan tiga manfaat kegiatan buka puasa bersama di hotel.
”Pertama, membantu operasional hotel. Kedua, memberikan manfaat bagi para tenaga kerja hotel. Ketiga, mendatangkan berkah bagi bahan pokok yang diserap untuk kegiatan hotel dan restoran,” urainya.
PHRI menyebutkan bahwa mobilitas warga yang sudah tidak dibatasi berpotensi membuat permintaan tempat pertemuan di hotel atau restoran meningkat dibandingkan dua tahun terakhir.
Menurut Maulana, potensi peningkatan demand tersebut bisa datang dari berbagai kalangan. Mulai segmen keluarga, komunitas, korporat, hingga pemerintahan. ”Mobilitas yang longgar sehingga kita bisa berekspektasi bahwa tahun ini permintaan akan meningkat jika dibandingkan 2021 atau 2022,” ujarnya.(agf/c7/dio/jpg)