Renyahnya untung berbisnis kerupuk kini dirasakan oleh pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan brand Ummi. Sejak menjadi UMKM binaan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau mengikuti rangkaian kegiatan Gernas BBI, kini produsen kerupuk asal Kuok, Kampar ini merasakan nikmatnya peningkatan omzet.
Laporan SITI AZURA, Pekanbaru
Owner UMKM Ummi, Raudhah Ziyan Suarni bercerita, perbandingan omzet dari sebelum dan setelah menjadi binaan Bank Indonesia (BI) dikatakannya cukup drastis. “Alhamdulillah, setelah menjadi UMKM binaan BI Provinsi Riau, omzet naik hampir 40 persen. Dari awalnya Rp10 juta sampai Rp11 juta per bulan, sekarang bisa Rp15 juta,” ujarnya saat ditemui Riau Pos di booth UMKM yang ada di acara Harvesting Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia-Bangga Berwisata di Indonesia (BBI-BBWI) di halaman Kantor Gubernur Riau, Ahad (30/7).
Dengan antusias, Raudhah menceritakan proses UMKM-nya bisa menjadi binaan dari Bank Indonesia dan menjadi bagian dari Gernas BBI. Mulanya, ia mengikuti kegiatan Kurasi Food yang digelar Bank Indonesia Provinsi Riau, beberapa waktu lalu. Kurasi Food merupakan rangkaian dari Gernas BBI-BBWI ini. Dari sekitar 30-an peserta yang sudah diseleksi tersebut, UMKM Ummi terpilih masuk 6 besar.
Menurutnya, kurasi tersebut membantunya dalam menjalankan strategi pemasaran yang baik. “Paling utama itu membantu banget gimana sih strategi pemasaran yang baik. Jadi kita itu diajarkan bagaimana memakai media sosial yang baik, pemasaran digital yang baik, dan bagaimana penulisan deskripsi produk yang baik. Dari situlah yang kita aplikasikan dan diarahin juga,” paparnya yang terpilih sebagai juara 3 UMKM Champion Gernas BBI ini.
Pasca penerapan ilmu dari pelatihan dan pembinaan yang digelar BI Provinsi Riau tersebut, orderan demi orderan masuk melalui market digital. Bahkan, saat Ramadan, ratusan kilogram. Orderan terbanyak masuk dari online, seperti dari platform Instagram dan WhatsApp Business. “Seberpengaruh itu ternyata,” sambungnya.
Menurutnya, sebelum pembinaan dari BI Riau, pihaknya memang sudah memiliki akun Instagram. Namun, belum dikelola secara serius seperti saat ini. “Kalau untuk medsos kita sudah ada. Tapi belum aktif sekali. Belum tertata rapi, bagaimana cara memposting yang baik, foto yang menarik, tagline yang menarik bagaimana. Dari pelatihan yang diajarkan, kami terapkan dan alhamdulillah ada income yang masuk buat kami juga. Baru-baru ini kami juga dibantu untuk masuk ke Marketplace Shopee,” ujar wanita humble ini.
Bukan hanya dibina untuk menguasai market digital, BI Provinsi Riau juga mengarahkan UMKM binaannya untuk menampilkan kemasan yang menarik. Pada kemasan terbaru UMKM Ummi, kini telah tercantum logo halal terbaru. Menariknya, ada pula logo Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan I Love Indonesia yang membuat kemasan tersebut semakin menarik.
“Kemarin itu kan kita belum memasukan logo BBI. Lalu setelah itu diarahkan untuk memasukan logo itu dengan logo halal yang baru. Jadi ini pembaruan sesuai arahan yang ada.
Adapun UMKM Ummi sendiri menampilkan 8 produk kerupuk. Ada kerupuk lomang balado, kerupuk macho, kue sopik, ada kerupuk jengkol, kacang karamel, oseng-oseng kentang, oseng-oseng ubi dan keripik ubi. Kerupuk lomang menjadi unggulannya. Semuanya khas Riau dan bahan bakunya juga berasal dari petani lokal.
“Kita bekerja sama dengan petani lokal. Terutama untuk singkong dan ubi kayu. Jadi kalau ada masyarakat yang bertani, silakan diantarkan ke rumah bahan baku, terutama ubi kayu, kunyit, daun jeruk,” sambungnya.
Dengan kenaikan omzet dan orderan, UMKM Ummi pun kini menambah tenaga kerja tidak tetap. Total kini ada delapan orang tenaga kerja tetap dan tidak tetap yang membantu produksi kerupuk UMKM Ummi.
Efek domino ini tentunya sangat memberikan pengaruh pada roda perekonomian masyarakat. Karena itu, Raudhah berharap BI Provinsi Riau bisa terus menjalankan program ini sehingga lebih banyak lagi UMKM yang terbantu.
“Untuk masukannya, semoga ke depannya BI terus mengadakan kegiatan seperti ini karena apalagi kalau seperti acara bazar sangat membantu perputaran roda perekonomian UMKM,” terangnya.
Ia juga berharap, BI terus menggandeng UMKM Ummi dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan. Seperti beberapa waktu lalu, UMKM Ummi juga diberi kesempatan untuk buka booth dalam acara Riau Syaria Week yang digelar BI di Living World Pekanbaru.
“Semoga BI selalu menggandeng UMKM dalam kegiatan yang mereka lakukan karena berkat gandengan merekalah kami bisa dikenal orang. Dari kegiatan ini juga kami mendapatkan berbagai relasi. Ada dari media lokal, reseller, dan lainnya,” harapnya.
Dari tiga hari gelaran Harvesting BBI-BBWI, UMKM Ummi juga sudah meraup omzet Rp3 juta. Hal ini menjadi hal yang sangat disyukurinya. Terlebih lagi, ia tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk menyewa tempat dalam kegiatan tersebut. “Alhamdulillah pihak BI memberikan fasilitas dan masyarakat antusias ke sini untuk belanja. Apalagi kemarin kan menang UMKM Champion, jadi banyak yang penasaran,” paparnya.
Sementara itu, BI Provinsi Riau melalui Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Muhamad Nur mengatakan, kegiatan BBI-BBWI ini diharapkan bisa membuka mata semua terkait potensi UMKM di Riau yang begitu besar.
‘Kita ingin menggugah semua pihak bahwa potensi UMKM di Riau sangat banyak. Kalau dikumpulkan potensinya bukan hanya di Riau, di luar negeri juga banyak. Jadi, kalau UMKM yang ini makin maju, bisa go ekspor, go internasional. Apalagi kalau ada yang sukses, yang lain kan enak. Bisa menjadi inspirasi bagi yang belum,” ujarnya saat ditemui usai pembukaan Harvesting BBI-BBWI Riau, Sabtu (29/7).
Menurutnya, jika diibaratkan dalam dunia balap, Harvesting Gernas BBI-BBWI ini merupakan special stage-nya. “Jadi harvesting ini kalau di dunia balap, istilahnya itu special stage. Kegiatan tahunan, yang harus kita jadikan pasar. Mereka (UMKM) buat karya, jualan terus, tapi nggak dikasih panggung. Nanti jenuh mereka. Jadi harus dikasi panggung. Jadi ini special stage mereka,” paparnya.
Bagi lima pemenang UMKM Champion, termasuk UMKM Ummi pihaknya berharap, nantinya mereka bisa menjadi mitra Bank Indonesia. ‘’UMKM Champion ini harus jadi bagi role model bagi yang lain. Mereka juga diharapkan bisa menjadi mitra BI dalam melakukan pembinaan kepada yang di bawah. Mereka bisa story telling nanti. Ceritakan bagaimana susahnya dulu mereka, apa saja hambatan, dan tantangannya,” harap M Nur.
Ia juga ingin UMKM binaan BI ke depannya bisa memiliki mental untuk menjadi besar. “Mereka harus punya mental untuk menjadi besar. Kemauan yang keras dan komitmen yang tinggi,” sambungnya lagi.
Setelah Harvesting BBI-BBWI Riau ini, BI mengaku akan terus membina UMKM yang ada di Riau. “Setelah ini pembinaan dan edukasi akan tetap kita lakukan. Agar UMKM di Riau bisa maju, produk lokal unggul dan memacu roda perekonomian di Riau,” tuturnya.(das)