Pedagang Banyak Libur, Harga Barang Pokok Tinggi

Pekanbaru | Selasa, 03 Januari 2023 - 09:39 WIB

Pedagang Banyak Libur, Harga Barang Pokok Tinggi
Pembeli berbelanja cabai merah di Pasar Senepalan (Kodim), Senin (2/1/2023). Harga cabai merah dijual berkisar Rp45 ribu sampai Rp50 ribu per kilogram. Sejumlah harga barang keperluan pokok terpantau masih mahal. (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Di hari kedua tahun 2023, harga sejumlah barang keperluan pokok masih tinggi. Bahkan masyarakat mengeluhkan beberapa komoditi sulit didapatkan.

Pantauan Riau Pos, Senin (2/1) di Pasar Dupa Kencana dan Pasar Senapelan (Kodim),  masih banyak pedagang yang belum berjualan. Hal ini membuat masyarakat kesulitan mencari bahan keperluan harian seperti ikan segar serta ayam.


Kondisi ini berpengaruh dengan tingginya harga barang keperluan pokok di pasar tradisional tersebut. Di mana harga ayam potong naik sebesar Rp3.000 per kilogram (kg) yaitu menjadi sekitar Rp33.000 dari sebelumnya Rp30.000 per kg untuk ayam ukuran besar dan Rp35.000 per kg untuk ukuran kecil.

Begitu juga dengan harga ikan segar. Di mana ikan nila dijual Rp40.000 hingga Rp42.000 per kg. Sebelumnya dijual sekitar Rp30.000 hingga Rp35.000 per kg.

Sedangkan harga telur ayam juga masih cukup tinggi yaitu mulai dari Rp57.000 hingga Rp59.000 per papan (30 butir). Untuk harga cabai merah bukit kini dijual berkisar Rp45.000 hingga Rp50.000 per kg. Begitu juga dengan harga cabai rawit yang dijual mulai dari Rp55.000 hingga Rp70.000 per kg.

Salah seorang pedagang Mira mengaku sudah dia hari terakhir ini banyak pedagang yang tidak berjualan sehingga membuat pasokan barang keperluan pokok sulit didapatkan oleh pedagang lainnya.

Bahkan menurutnya, bukan hanya ikan segar saja yang sulit ditemui tetapi juga produk tahu karena banyak pabrik pengolahan tahu yang melakukan libur kerja selama awal tahun 2023.

''Sekarang ini karyawan banyak yang nggak mau kalah dengan PNS. Kalau tanggal merah harus ikut libur. Jadinya kita lah pedagang yang kelimpungan mencari stok untuk jualan. Ini saja hanya bisa menghabiskan stok yang sempat dibeli di akhir tahun 2022 lalu,'' ucapnya.

Seorang pedagang telur Siti juga merasakan hal serupa. Di mana sudah selama beberapa bulan terakhir harga telur ayam di peternakan mengalami lonjakan harga sehingga ia pun harus menaikan harga jual kepada para konsumen dimana sebelumnya ia bisa menjual telur berkisar Rp38 000 per papan untuk ukuran kecil dan Rp42.000 per papan untuk ukuran besar. ''Kami tak berani banyak-banyak ambil stok karena pembelian juga menurun,'' katanya.

Masih mahalnya harga barang keperluan pokok ini dikeluhkan Dewi, seorang pembeli di di Pasar Dupa Kencana.  ''Ini saya beli ayam tadi dapat harga Rp50.000 untuk ukuran 1,5 kg, sudah mahal sekali. Nggak kita beli tapi kita perlu. Ya semoga sajalah harga-harga ini cepat stabil lagi,'' harapnya.

Pemko Diminta Stabilkan Harga
Menanggapi masih tingginya harga barang keperluan pokok ini, DPRD Pekanbaru minta untuk turun kelapangan atau sidak ke pasar-pasar dan berupaya menstabilkan lagi harga-harga tersebut.

''Turun ke pasar-pasar dan lakukan Sidak lagi, hingga harga stabil. Ini harus dilaksanakan secara kontinyu, supaya masyarakat bisa tenang,'' kata anggota Komisi II DPRD Pekanbaru Jepta Sitohang.

Menurutnya, pemerintah harus bisa menjamin semua kebutuhan pokok harganya normal dan pastikan tidak langka alias aman. ''Kami yakin Pemko bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pekanbaru bisa mengatasi ini,'' sebutnya.

Kepada wartawan, Kepala Disketapang Pekanbaru Elsyabrina mengakui adanya lonjakan harga barang keperluan pokok kemarin. Namun sekarang beberapa di antaranya, sudah mulai pulih.

Kenaikan harga jelang Nataru kemarin dipicu oleh daya beli masyarakat. ''Karena beberapa komoditi di Pekanbaru dari Sumbar, dan sekarang masih ada perbaikan jalan, tidak jadi masalah. Masih aman, karena komoditi juga masuk dari Sumut,'' sebutnya.

Ditegaskannya lagi, Pemerintah tetap memprioritaskan menekan inflasi, yang berdampak pada daya beli masyarakat. Apalagi pemerintah pusat juga secara berkala, mengecek dan mengawasi inflasi di semua daerah di Indonesia.(ayi/gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook