KOTA (RIAUPOS.CO) -- Penanganan sampah yang dinilai masih lamban, membuat sampah disebagian lokasi TPS legal semakin meluas.
Pantauan Riau Pos, Selasa (10/12) di Jalan Rajawali Kecamatan Sukajadi, tampak tumpukan sampah yang berada di TPS legal tersebut berserakan dijalan dan hampir menutupi sebagian jalan. Kondisi ini juga merusak nilai estetika di Kota Pekanbaru.
Hingga pukul 9.00 WIB, sampah yang sedikit demi sedikit diangkut oleh petugas pasukan kuning serta mobil pengangkutan sampah, sehingga jalan dapat kembali terbuka. Meskipun sisa sampah seperti plastik hingga sampah basah masih tetap ada yang berserakan di tengah jalan.
Rudi salah seorang warga sekitar mengatakan, volume sampah yang ada di TPS legal tersebut sudah melebihi kapasitas sehingga setiap pagi luapan sampah berserakan ketengah jalan yang belum lama ini dilakukan semenisasi.
Selain itu, banyaknya pemulung yang melakukan pembongkaran sampah dipinggir jalan tersebut, juga memperparah tumpukan sampah yang ada.
"Ya kalau mereka mau membongkar sebaiknya didekat kotak TPS legal saja, jangan bongkar dipinggir jalan, selain bauk nya menyerbar sisa sampah yang setelah dibongkar tersebut tidak dikembalikan lagi keposisi awalnya," tuturnya.
Dirinya berharap kepada Pemerintah Kota Pekanbaru untuk dapat meninjau dan mencarikan solusi terkait keberadaan TPS legal di pinggir jalan alternatif tersebut, sehingga warga tidak merasa resah dengan sampah yang berserakan di jalan.
Selain itu, tampak pula pengendara motor, yang lewat di lokasi ini dipaksa harus tutup hidung saat melintas, karena sedikit saja hujan turun, baunya langsung menyeruak, apalagi saat musim panca roba ini, sampah bisa berhamburan hingga ke jalan dan mengganggu pengendara dan warga sekitar.
Dion salah seorang pengendara roda dua yang tengah berhenti di salah satu warung disekitar TPS legal mengatakan, dirinya sering merasa kesal dengan adanya tumpukan sampah di dekat pemukimanya tersebut.
Apalagi, dirinya pernah terkena imbasan dari sampah plastik yang terbang akibat terbawa angin. "Kalau kita maunya itu dipindahkan, tapi selama bertahun-tahun kita liat tak ada perubahan. Malahan kita yang memiliki mobilitas di sekitar jalan ini yang harus dipaksa menutup mata melihat dan mencium gunungan sampah yang setiap hari meracuni kesehatan warga," katanya.(ayi)