KOTA (RIAUPOS.CO) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru mencatat, ada sekitar 33 anak putus sekolah. Disdik meminta peran serta semua pihak untuk memberikan data dan mencari solusi agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah.
“Kami mendapatkan data lapangan baik dari RW maupun RT. Ada anak putus sekolah 33 orang. Rinciannya, 12 anak putus sekolah di SD negeri, 4 anak di SD swasta, 11 anak di SMP negeri, dan 6 anak di SMP swasta,” kata Kepala Disdik Pekanbaru Abdul Jamal di ruang kerjanya, Selasa (10/4).
Namun angka tersebut, diakui Jamal tidak valid dengan kondisi di lapangan saat ini. Ia memperkirakan, masih banyak anak putus sekolah yang tidak terdata oleh Disdik Kota Pekanbaru.
Untuk mendapatkan data yang valid tentang anak putus sekolah, Jamal meminta berbagai pihak untuk berkolaborasi dengan pihaknya. Baik dari RT, RW, kelurahan hingga Dinas Sosial diharap mendata anak putus sekolah.
“Kami mengakui mengambil sumber data dari RT maupun RW untuk anak putus sekolah ini. Dan kami meminta data tersebut di-update terus. Kami tidak bisa bekerja sendiri untuk pendidikan anak-anak. Maka dari itu, kami perlu kolaborasi berbagai pihak agar anak tidak putus sekolah,” jelas Jamal.
Kolaborasi yang dimaksud, misalnya membuat rumah singgah dari Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan menyiapkan tenaga guru untuk mengajar.
Jamal menyebutkan antisipasi anak putus sekolah dilakukan oleh Dinas Pendidikan adalah dengan membangun sekolah marjinal dan sekolah terbuka. “Sekolah marjinal di Pekanbaru ada dua. Di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Tampan. Sedangkan sekolah terbuka setara dengan SMP ini bekerja sama sengan SMP Negeri 9 Pekanbaru,” paparnya.
Bahkan kata Jamal, Disdik juga melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan lembaga pemasyarakatan (lapas). “MoU dengan lapas kami lakukan untuk mengajar anak-anak di lapas agar tidak kertinggalan belajar di sana,” sebutnya.(tya)
