Pria Metroseksual, Tanda Metropolitannya Pekanbaru

Pekanbaru | Minggu, 06 Desember 2015 - 08:58 WIB

Pria Metroseksual, Tanda Metropolitannya Pekanbaru

Soal kewajaran, Hidir mengatakan jika masih dalam koridornya, maka tidak akan mengganggu tatanan sosial. ‘’Kalau mereka punya penghasilan, tidak mencuri atau menipu saya rasa tidak ada masalah,’’ kata Hidir.

Disebutkannya dunia laki-laki yang berperan mencari nafkah, mendapatkan uang untuk keluarga tidak terkikis. ‘’Peran laki-laki bekerja dan mencari nafkah itu tetap ada,’’ kata Hidir

Baca Juga :Terkait Aset di Sejumlah Daerah, Firli Bahuri Dicecar dengan Sejumlah Pertanyaan oleh Polisi

Soal kini sosok laki-laki digantikan dengan sorang laki-laki yang kurang yakin dengan identitasnya, tertarik pada citra dirinya sendiri, ingin menjadi pusat perhatian itu hanya sedikit.

‘’Dari penduduk Pekanbaru yang sudah sampai satu juta orang, kurang dari sepuluh persen saja pemuda yang seperti itu,’’ kata Hidir.

Diakui Hidir dari sisi sosial, gaya hidup tersebut berkaitan erat dengan konsumerisme dan kapitalime. Pria-pria itu peduli penampilan, memilih pakain berkualitas, melakukan perawatan tubuh, rambut, kuku, dan kulit karena ada tempatnya. ‘’Mereka seperti pasar potensial bagi berbagai produk dan pelayanan yang dikhususkan bagi kaum pria,’’ kata Hidir.

Pemuda-pemuda itu menjadi penting dalam industri fashion dan kosmetik pria serta dunia pemasaran dan iklan. ‘’Asalkan mereka tidak jadi gigolo untuk dapat uang demi mengikuti tren dan mode,’’ kata Hidir.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook