PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tim Satpol PP Kota Pekanbaru akhirnya mengambil langkah menertibkan pedagang musiman bendera yang berjualan di atas trotoar dan bahu jalan protokol, Jumat (4/8). Namun, pasca-penertiban, Ahad (6/8) para pedagang terpantau kembali berjualan di tempat semula.
Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian mengatakan, penertiban dilakukan oleh tim Satpol PP Kota Pekanbaru pada Jumat (4/8) lalu terhadap para pedagang kaki lima yang berada di Jalan Jenderal Sudirman. Termasuk pedagang bendera.
Petugas memberi peringatan kepada para penjual agar tidak berjualan di lokasi itu. Mereka diberi peringatan agar membenahi barang dagangannya.
”Ini adalah penertiban untuk menindaklanjuti arahan dari Pj Wako Pekanbaru,” terangnya, akhir pekan lalu.
Dirinya menegaskan bahwa penjual bendera tidak boleh berjualan di atas trotoar maupun di bahu jalan. Ia mengingatkan agar penjual bendera juga bisa menjaga ketertiban.
”Kami meminta pedagang untuk tidak berjualan di sana untuk menghindari penertiban kembali,” tegasnya.
Ia menyarankan para penjual bendera bisa berjualan di sekitar pasar yang dikelola pemerintah. Mereka juga bisa berjualan di lokasi yang tidak menganggu pengguna jalan dan estetika kota.
”Para penjual bendera bisa menggelar dagangannya di sekitar pasar pemerintah, kita akan komunikasikan dengan Disperindag terkait hal ini,” katanya.
Sementara itu, saat ditemui Ahad (6/8), seorang pedagang bendera di Jalan Jenderal Sudirman yang enggan disebutkan namanya mengaku saat penertiban dilakukan Satpol PP, Jumat (4/8) lalu, ia terkejut. Pasalnya, ia baru membuat lapak berjualan beberapa hari.
Dengan bermodalkan tali serta beberapa bambu ia mengikat satu persatu bendera yang ia bawa dibatang pohon agar bisa menarik peminat masyarakat.
”Namanya juga kita berjualan, kalau tidak di pinggir jalan ini mana mungkin laku. Lagipula kita jualan bukan setiap bulan, hanya sekali setahun saja, jelang Hari Kemerdekaan RI dan HUT Riau,” ucapnya.
Ia mengaku harga dan model bendera yang ia jual beragam mulai dari Rp5.000 hingga puluhan ribu. Namun hingga kini penjualan bendera miliknya masih belum terlihat meningkat karena sepinya minat masyarakat untuk membeli bendera.
”Belum ada balik modal lagi. Sehari itu paling banyak dapat Rp100.000. Makanya walaupun kami digusur terus dari lokasi ini, kami tetap kembali untuk mencari nafkah keluarga,” tuturnya.(ayi)