“ Ya, dalam per hari saja, masyarakat yang terjangkit ISPA terus bertambah sebanyak ratusan orang. Dan khususnya pada 1-24 Agustus, ada sebanyak 1.716 orang penderita ISPA. Penyakit ini mendominasi di Pangkalankerinci sebanyak 700 kasus. Kemudaian di Kecamatan Langgam 450 kasus dan sisanya tersebar di 10 kecamatan lainnya,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Pelalawan H Asril SKm MKes kepada Riau Pos, Senin (26/8).
Selain peningkatan penderita ISPA, lanjut Sekretaris Diskes Pelalawan ini, dampak kabut asap ini juga menyebabkan terjadinya penyakit lain seperti pneumonia dengan total sebanyak 4 kasus. Kemudian penyakit asma sebanyak 78 penderita. Selanjutnya penyakit iritasi mata sebanyak 62 orang.
“ Dan terakhir penyakit iritasi kulit dengan jumlah sebanyak 137 kasus,” ujarnya.
Sementara di Kampar, ISPA mencapai angka 2.637 per 25 Agustus 2019. Angka itu meningkat sejak data terakhir pertanggal 12 Agustus 2019 lalu, yang hanya tercatat 1.501 kasus. Hal ini disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Kampar Dedi Sambudi pada Senin (26/8) kemarin. Hal ini menurutnya membuat tim medis di Kabupaten Kampar meningkatkan kewaspadaan.
Dedi mengaku sudah mengeluarkan instruksi kesiapsiagaan pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskes) seluruh Kabupaten Kampar sejak kabut asap muncul. Terutama sejak angka kasus ISPA meningkat signifikan sejak Agustus 2019 ini. Untuk meminta kesigapan ke setiap Puskesmas, Dedi sudah melakukan sidak ke Puskesmas untuk memastikan kesiap-siagaan layanan setiap saat.
Di Indragiri Hilir (Inhil), terhitung 1 hingga 22 Agustus, sebanyak 1.136 warga terserang penyakit ISPA.
“Kami mengindentifikasi ada 1.136 kasus ISPA akibat kabut asap yang timbul dari karhutla),”ungkap Kadiskes Inhil H Zainal Arifin.
Pulangkan Siswa Lebih Awal
Kabut asap yang menyelimuti Kota Dumai di khawatirkan akan membawa dampak tidak baik bagi kesehatan. Tidak mau menanggung risiko sebagian sekolah Dasar (SD) memulangkan siswa lebih awal. Salah satunya SD Swasta 003 Bukit Datuk yang memulangkan siswanya lebih awal.
“Ya tadi guru memberikan tahu agar menjemput anak lebih awal, karena kabut asap, memang kabut asap cukup tebal,” ujar Adi kepada Riau Pos, Senin (26/8).
Ia berharap Disdik Dumai membuat kebijakan untuk meliburkan siswa karena kondisi kabut asap yang membuat kualitas udara memburuk. “Tadi anak masih sekolah, mudah-mudahan besok bisa libur, jika kabut asap masih tebal,” ujar Vivi salah seorang Wali Murid.
Kepala BPBD Kota Dumai mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Diskes dan Disdik akan membagikan masker ke sekolah-sekolah.
“Saya dapat informasi juga Disdik sudah memberikan instruksi agar sekolah memulangkan murid, namun instruksinya siang baru di berikan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Disdik Dumai, Dedi mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan imbauan agar sekolah-sekolah membuat kebijakan dengan kondisi situasional.
“Jadi jika kabut asap pekat, tidak memungkinkan anak-anak untuk datang, sekolah boleh meliburkan kegiatan belajar mengajar atau melambatkan masuk atau memulangkan lebih awal, namun tetap harus lapor ke Disdik,” ujarnya.