KOTA (RIAUPOS.CO) - Mendekati Hari Raya Idul Fitri 1439 H, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru mulai mengawasi produk parsel. Dari hasil pengawasan, BBPOM mengaku belum menemukan parsel yang berisi produk kedaluwarsa.
“Untuk tahun ini, kami sudah melakukan pemeriksaan. Dan kebetulan penjualan parsel itu banyak di sekitar Jalan Nangka (Tuanku Tambusai) dan Sail. Alhamdulillah, belum kami temukan parsel yang mengandung bahan berbahaya,” kata Kepala BBPOM Muhammad Kashuri, Kamis (31/5).
Meski demikian, Kashuri mengatakan pihaknya akan terus melakukan pengawasan. Dia menegaskan, produk makanan dan minuman yang mendekati masa kedaluwarsa tidak bisa dijadikan isi parsel.
“Pertimbangannya, parsel itu yang dikirimkan tidak langsung dibuka. Jadi kami kasih batas waktu tiga bulan sebelum tanggal kedaluwarsa sudah tidak boleh dipakai. Kalau ditemukan, kami minta pengusahanya menggantinya dengan barang yang baru,” tegasnya.
Sementara untuk pengawasan menu berbuka puasa yang dijual pedagang, Kashuri menjelaskan, pihaknya menemukan enam produk takjil yang mengandung bahan berbahaya.
“Sampai saat ini, kami telah memeriksa 600 sampel takjil dari seluruh Riau. Kami menemukan enam produk yang tidak memenuhi syarat dan mengandung bahan berbahaya,” bebernya.
Dirinci, dari enam sampel tersebut, BBPOM menemukan di Kabupaten Kampar tiga produk yang mengandung Rhodamin B. Kemudian di Kota Pekanbaru ada satu produk, yaitu kerupuk nasi.
“Di Dumai juga ada satu produk, yaitu takjil yang mengandung boraks. Satu lagi ditemukan di Indragiri Hilir. Jadi ada 6 produk takjil berbahaya yang kami temukan,” sebutnya.(tya)