KPK: Belum Ada Jajaran Menteri yang Serahkan LHKPN

Nasional | Senin, 28 Oktober 2019 - 22:50 WIB

KPK: Belum Ada Jajaran Menteri yang Serahkan LHKPN
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pemberitaan Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak mengatakan semua menteri di Kabinet Indonesia Maju belum ada yang menyerahkan LHKPN. (DOK JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan, belum ada satu pun menteri di Kabinet Indonesia Maju yang menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) setelah pelantikan pada Senin (20/10). Lembaga antirasuah itu masih menunggu adanya laporan dari para pembantu Presiden Jokowi itu.

"Sampai saat ini kalau untuk menteri kabinet yang baru, saya tadi update memang belum ada yang menyerahkan LHKPN. Jadi kami masih menunggu," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pemberitaan Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (28/10).


Yuyuk mengimbau, jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju untuk segera menyerahkan LHKPN dalam tiga bulan ke depan. Karena LHKPN itu wajib diberikan secara periodik.

"(Batas waktunya) sejak di lantik, (sampai) tiga bulan ke depan," tegas Yuyuk.

Untuk diketahui, KPK berencana akan melayangkan surat kepada para menteri Kabinet Indonesia Maju untuk melaporkan LHKPN. Tujuannya, agar para pembantu Jokowi itu patuh menjalankan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan catatan KPK, setidaknya terdapat enam menteri yang belum pernah menyerahkan LHKPN. Sebab, keenamnya baru pertama kali menjabat sebagai penyelenggara negara.

Selain itu, KPK juga menemukan lima menteri yang sempat menjadi penyelenggara negara tetapi belum menyerahkan LHKPN kembali. Sementara menteri sisanya, cukup menyerahkan laporan harta kekayaannya secara periodik pada 2020.

Kewajiban penyelenggara negara termasuk menteri untuk melaporkan harta kekayaannya sudah diatur dalam sejumlah peraturan perundang-undangan. Misalnya, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook