JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Seluruh pihak waspada dan mencurigai gerak-gerik mencurigakan yang terjadi di tengah masyarakat akibat maraknya aksi teror akhir-akhir ini.
Hasil kajian Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) menyatakan ada ciri-ciri yang menonjol pada pribadi atau pengikut paham radikal.
Tentu, itu perlu diwaspadai bersama dan menjadi perhatian publik. Menurut Sekretaris Lakpesdam PBNU, KH. Marzuki Wahid, perilaku teror biasanya cenderung menutup diri dengan lingkungan sekitarnya, bahkan keluarganya sendiri.
Adapun identifikasi perilaku terorisme pun biasanya tidak menerima kedaulatan bangsa Indonesia, bahkan menolak menerima azas ideologi negara. Dia menerangkan, pelaku terorisme kerap menganggap hukum dari proses demokrasi itu kafir.
"Kelompok teroris biasanya, tidak mau upacara bendera, apalagi menghormati bendera merah putih. Mereka menganggap sistem pemerintahan demokrasi adalah sistem pemerintahan kafir, thaghut, dan sebagainya," ujarnya kepada JawaPos.com, Sabtu (19/5/2018).
Di sisi lain, dia juga mencirikan gerak-gerik pelaku teror tidak cair dengan masyarakat. Bahkan, menutup diri dengan para tetangganya. Adapun sikap antisosial itu menjadi karakter pelaku teror agar gerak-geriknya tidak terbongkar.
Di samping itu, hal lain yang menjadi ciri kelompok pelaku teror adalah mudah mengkafirkan kelompok yang berbeda, suka membidahkan dan intoleran kepada orang-orang yang berbeda keyakinannya.
"Mereka cenderung merasa paling benar sendiri atas keyakinannya. Bahkan, kelompok teroris itu melakukan pengeboman, kerusakan atas nama agama. ini sangat kacau sekali," jelasnya.
Kelompok teroris pun, imbuhnya, membenci ulama moderat yang sering mengajak masyarakat untuk toleran kepada sesama manusia, menjaga tanah air sebagai bagian dari iman, dan hidup berdampingan dengan berbeda agama.