Tidak berhenti di level kodam, serbuan vaksinasi juga dilaksanakan sampai level kodim dan koramil. Pun demikian dengan lanud dan lanal. Hadi sudah menginstruksikan supaya seluruh jajaran TNI bekerjasama dengan Polri dan pemerintah daerah masing-masing melaksanakan serbuan vaksinasi. Salah satu target yang dikejar melalui serbuan vaksinasi tidak lain adalah vaksinasi terhadap satu juta masyarakat per hari. "Semua berharap satu juta (vaksinasi) per hari bisa terealisasi," ungkap Hadi. Kemarin, target itu tercapai. Tentu saja diharapkan capaian tersebut berlanjut di hari-hari berikutnya. Karena itu, serbuan vaksinasi dipastikan akan terus berlanjut. TNI memastikan bahwa mereka akan memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk mempercepat vaksinasi.
Pemerintah telah berhasil mencapai target 1,31 juta vaksinasi per hari. Rekor baru itu dicapai pada Sabtu (26/6). "Vaksinasi menjadi salah satu upaya penting dalam mengurangi laju penyebaran virus sehingga mengurangi lonjakan kasus dan membawa kita keluar dari pandemi," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin.
Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran yang menginstruksikan seluruh pos pelayanan vaksinasi, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), RS Vertikal, Poltekkes, di seluruh Indonesia untuk melakukan vaksinasi kepada semua target sasaran . Bahkan syarat vaksinasi sesuai KTP pun dihilangkan.
Budi mengatakan, pemerintah juga terus mengupayakan ketersediaan vaksin baik lewat skema multilateral maupun bilateral. Ini demi mencukupi stok yang ada saat ini dan menjaga laju vaksinasi tetap tinggi di angka satu juta dosis per hari. Tercapainya vaksinasi sejuta dalam satu hari ini perlu diapresiasi. DPR pun mendorong agar jumlah vaksinasi per hari bisa ditingkatkan. Hal ini mungkin dilakukan jika semua fasilitas kesehatan yang dimiliki negara juga dimaksimalkan untuk vaksinasi. Jumlahnya bisa menembus dua juta per hari.
"Indonesia memiliki lebih dari 20 ribu layanan kesehatan dari klinik pratama hingga rumah sakit. Jika semua dioptimalkan, maka misal per layanana kesehatan dilakukan 200 vaksinasi, maka bisa mencapai 2 juta vaksin per hari tanpa kerumunan berlebihan," jelas Anggota Komisi I Sukamta, Ahad (27/6).
Selain dari fasilitas kesehatan, Sukamta menambahkan bahwa peran tenaga kesehatan per segmen bisa dimaksimalkan. Dalam hal ini, misalnya untuk pemberian kepada anak-anak dan ibu-ibu, maka bisa dilakukan oleh posyandu. Harapannya, ini bisa membantu target nasional 180 juta vaksin hingga akhir 2021. Kemudian, terkait penanganan medis bagi pasien terpapar Covid-19, DPR juga mendorong adanya inovasi layanan khususnya bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri. Dengan kapasitas rumah sakit yang penuh, tentu sulit bagi pasien untuk pergi ke rumah sakit dan mendapat penanganan langsung. Sementara terkadang pasien isoman juga butuh pengecekan oleh nakes.
Jaga Vaksinasi Massal tanpa Kerumunan
Antusiasme masyarakat mengikuti vaksinasi massal yang dilaksanakan beberapa pihak belakangan ini sangat tinggi. Ini berdampak terjadi kerumunan di lokasi vaksinasi yang dikhawatirkan dapat memicu penularan Covid-19.
Ahli Epidemiologi Riau dr Wildan Asfan Hasibuan mengatakan, jika kegiatan vaksinasi massal dengan ribuan orang dibiarkan, dikhawatirkan bisa menimbulkan klaster baru di Riau. "Kami cukup menyayangkan beberapa kali terjadi kerumunan dalam pelaksanaan vaksinasi massal di Pekanbaru. Kita lihat saja dua pekan ke depannya ada tidak efeknya pada peningkatan kasus Covid-19 di Riau. Positifnya kita melihat antusias masyarakat untuk vaksinasi Covid-19 sudah mulai tinggi," kata Wildan.
Karena itu, pihaknya menyarankan penyelenggara vaksin massal untuk mengatur sedemikian rupa agar protokol kesehatan terjaga. Karena kerumunan di lokasi tertutup jauh lebih berbahaya seperti hotel.
"Ada antisipasi dari awal, dibagi jadwal jam per kecamatan. Kemungkinan orang luar Kota Pekanbaru juga banyak yang datang. Atau dibagi harinya untuk vaksinasi ke-2 dan vaksinasi 1," sarannya.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga mengapresiasi pihak Polri yang banyak melakukan vaksinasi massal. Namun demikian, protokol kesehatan tetap harus dijaga.
"Kami apresiasi pihak kepolisian yang sudah banyak melakukan kegiatan vaksin massal," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menyampaikan, per Ahad (27/6) pasien Covid-19 di Riau yang menjalani perawatan sebanyak 511 orang. Sementara itu yang menjalani isolasi mandiri atau tergolong orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 2.345 orang.
"Per Ahad di Riau terdapat penambahan 223 pasien. Sehingga total pasien Covid-19 di Riau saat ini sebanyak 69.621 orang," katanya.
Sementara itu untuk pasien yang sembuh bertambah 305 orang. Sehingga total yang sudah sembuh di Riau sebanyak 64.868. Untuk kabar dukanya, pasien meninggal dunia bertambah enam orang, sehingga total 1.897 orang di Riau meninggal dunia akibat Covid-19.
"Untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri berjumlah 3.950 orang, isolasi di rumah sakit 103 orang. Total suspect berjumlah 96.863 orang," paparnya.(wan/deb/jpg/sol/ted)
Laporan: JPG (Jakarta)