JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di luar Jawa-Bali mulai Selasa (9/11) hingga 22 November 2021 mendatang. Hal tersebut disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers PPKM di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/11).
“Oleh karena itu perpanjangan PPKM luar Jawa-Bali pada periode 9 November sampai 22 november atau diperpanjang 2 minggu ke depan," ucap Airlangga.
Penentuan level PPKM daerah juga dilihat dari cakupan vaksinasi pada masyarakat. Airlangga mengatakan, sejumlah daerah yang cakupan vaksinasi di bawah 50 persen dinaikkan satu level PPKM.
Dikatakannya, sebelum periode PPKM ini, ada 156 kabupaten/kota berada di level 2. Namun karena cakupan vaksinasi tidak terpenuhi, kabupaten/kota tersebut naik level. Meskipun begitu, tidak ada kabupaten/kota yang masuk PPKM level 4.
“Ada 156 kabupaten kota assemen level 2, karena vaksinasinya di bawah 50 persen sehingga dinaikkan menjadi level 3."
“Sehingga total di level 3 ada 160 kabupaten/kota," jelasnya.
Sementara itu, sebanyak 175 kabupaten/kota masuk pada PPKM level 2. Lalu, 51 kabupaten/kota berada pada PPKM level 1. Dari segi perkembangan laju kasus di luar Jawa-Bali, kasus aktif Covid-19 ada 5.566 kasus atau 6,4 persen dari total nasional per 7 November 2021.
Jumlah kasus aktif tersebut turun 97,5 persen dari tingkat kasus aktif per 6 Agustus 2021. Sedangkan, kasus konfirmasi harian Covid-19 di luar Jawa-Bali berjumlah 159 kasus. Angka tersebut juga menunjukkan penurunan dibandingkan 6 Agustus. Sedangkan, dari segi cakupan vaksinasi baru ada 6 wilayah yang melampaui target nasional.
“Baru ada 6 daerah luar Jawa-Bali yang berada di atas target nasional, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, NTB dan Sulwesi Utara. Sementara provinsi yang lain capaiannya di bawah nasional," jelas Airlangga.
Di sisi lain pemerintah memberikan peringatan pada masyarakat agar tidak kendor meskipun kondisi pertumbuhan kasus sedang rendah. Dalam evaluasi penerapan PPKM, kemarin (8/11), ditemukan terjadi peningkatan kasus pada 43 kabupaten/kota di Jawa-Bali.
Meski demikian, Menko Maritim dan Investasi yang juga merupakan koordinator pelaksanaan PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan situasi pandemi Covid-19 yang terus terjaga pada kondisi yang rendah.
Ia menyebut, kasus konfirmasi di Jawa Bali terus mengalami penurunan dari puncaknya hingga mencapai 99 persen dari puncak kasus pada 15 Juli yang lalu. Selain itu, angka reproduksi efektif (Rt) Indonesia dan Jawa Bali juga masih berada di bawah 1.
"Ini mengindikasikan terkendalinya pandemi Covid-19," jelas Luhut kemarin.
Angka Rt di Jawa tetap pada angka 0,93 sementara di Bali pada angka 0,97. Dalam ratas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin siang, Kepala Negara menyampaikan bahwa semua pihak harus betul berhati-hati dan belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus harian cukup besar akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
Di sisi lain, ada kabar kurang menyenangkan, di mana terdapat tren kenaikan kasus di Jawa-Bali utamanya terjadi pada 43 kabupaten/kota. Tren kenaikan kasus terjadi pada 33,6 persen dari 128 total kabupaten/kota yang melaksanakan PPKM di Jawa-Bali dalam 7 hari terakhir. Dalam waktu dekat, kata Luhut, pihaknya akan mengumpulkan 43 kabupaten/kota di Jawa-Bali tersebut untuk segera mengidentifikasi dan melakukan intervensi demi menahan tren kenaikan.
Sementara menyusul berbagai relaksasi PPKM yang terus dilakukan oleh pemerintah, juga terlihat sejumlah kenaikan mobilitas yang cukup tinggi hingga di atas baseline (garis normal). Luhut menyebut masih ada 34 persen kabupaten/kota di Jawa Bali yang mobilitasnya cukup tinggi, namun tingkat vaksinasinya belum mencapai target. “Peningkatan mobilitas ini wajib diwaspadai," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa varian Covid-19 AY.4.2 sudah menginfeksi orang di Malaysia. Sebagai negara tetangga, Indonesia harus mempersiapkan diri.
"Belum terdeteksi di Indonesia," katanya.
Untuk menemukan kasus sedini mungkin, pemerintah melakukan genome sequencing. Budi menuturkan dalam sebulan dilakukan genome sequencing sebanyak 1.500 hingga 1.800 sampel. Jumlah ini dinilai cukup untuk melakukan deteksi dini. Selain itu, pintu perbatasan negara harus dijaga. Dalam hal ini juga termasuk simpul transportasi seperti bandara dan pelabuhan.
"Apalagi (kasus AY.4.2 sudah sampai) Malaysia. Orang Indonesia banyak yang pulang pergi Malaysia," ucapnya.
Selain itu, Budi juga menerima data bahwa beberapa propinsi menunjukkan kenaikan kasus Covid-19. "Meskipun (kenaikannya) sedikit itu menjadikan kita harus waspada," ungkapnya.
Ada 155 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan kasus. Kota/kabupaten itu ada di Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, dan Kaltim. Sehingga Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lima propinsi ini.