Informasi pemerintah terus mengejar tambahan kuota haji itu disampaikan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. Setelah menyambut kedatangan Amirul Hajj di bandara King Abdul Aziz Jeddah Selasa sore (30/7), Dubes Agus berkunjung ke kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah.
Dia menuturkan tambahan kuota 10 ribu kursi itu bersifat permanen. Itu artinya tahun depan kuota haji Indonesia tetap di angka 231 ribu. Dengan pembagian 214 ribu untuk haji reguler dan 17 ribu kuota haji khusus. ’’Ini berdasarkan komunikasi kami dengan Adiwan Al Malaki. Yang punya kuota ini namanya Adiwan Al Malaki,’’ jelasnya.
Dubes Agus menuturkan arahan Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa idealnya kuota haji Indonesia sebanyak 250 ribu jamaah. Sehingga KBRI di Riyadh masih memiliki tugas untuk terus berkomunikasi meminta tambahan kuota haji. Sebanyak 19 ribu kursi lagi.
’’In sya Allah tahun-tahun ke depan kita akan selalu melakukan diplomasi haji,’’ jelasnya.
Diplomasi haji itu melibatkan 15 kementerian atau lembaga di Arab Saudi. Di antaranya adalah Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Nengeri, Kementerian Haji, serta lembaga Al Amanah Al Thairan Al Madani. Dia menegaskan penambahan kuota tersebut merupakan prioritas dalam misi diplomasi haji ke depan. Untuk memuluskan permintaan tersebut, Dubes Agus menuturkan mengirim surat ke Raja Arab Saudi dan Putra Mahkota. Isinya adalah pemerintah Indonesia meminta tambahan 19 ribu kuota haji. Dengan alasan antrean haji di Indonesia sudah sangat panjang.
’’Bahwa saudara-saudara kami di Indonesia ini ada yang antre 20 tahun, 30 tahun, bahkan 40 tahun,’’ katanya.
Sehingga tambahan kuota haji bagi masyarakat Indonesia menjadi semacam air menyejukkan di tengah sahara. Selain itu pihak Saudi juga menyadari bahwa Indonesia adalah negara muslim terbesar dan sudah selayaknya mendapatkan privilege dalam penyelenggaraan haji.(jpg)
Laporan M HILMI SETIAWAN, Makkah