Sesuai jadwal rencana perjalanan haji (RPH) Kementerian Agama (Kemenag), wukuf di Padang Arafah digelar pada 10 Agustus. Sejumlah persiapan dilakukan jelang puncak ibadah haji ini. Di antaranya adalah Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mulai identifikasi jamaah yang berpotensi menjalankan safari wukuf.
(RIAUPOS.CO) -- Safari wukuf diperuntukkan bagi jamaah haji yang sakit berat. Mereka dibawa menggunakan mobil ambulans atau bus khusus ke Padang Arafah. Tidak seperti jamaah lainnya, jamaah peserta safari wukuf hanya sekitar tiga jam berada di Padang Arafah. Kemudian mereka dibawa kembali ke KKHI Makkah.
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah Muhammad Imran menuturkan jumlah persis jamaah yang mengikuti safari wukuf belum bisa ditetapkan.
"KKHI Makkah melakukan identifikasi dahulu," tuturnya di Makkah, Selasa (30/7) petang.
Dia menjelaskan saat itu ada 55 orang jamaah yang menjalani rawat inap di KKHI Makkah. Kemudian sebanyak 98 jamaah Indonesia masih dirawat di RS Arab Saudi di Makkah. Jamaah yang dinyatakan sudah bisa keluar dari RS Arab Saudi, akan menjalani observasi dahulu di KKHI Makkah. Baru kemudian dipulangkan menuju sektor atau hotel masing-masing.
Persiapan lainnya adalah KKHI Makkah menyiapkan seratus tempat tidur lipat. Kemudian juga siap membuka ruang perawatan yang saat ini belum digunakan. Tujuannya untuk menerima jamaah yang dirujuk dari pos kesehatan di Arafah, Mudzalifah, maupun Mina. Imran menegaskan selama masa Armina, layanan di KKHI Makkah tetap beroperasi seperti biasa. Sebab mereka tetap menerima kiriman jamaah yang sakit dari petugas lapangan di Arafah, Mudzalifah, maupun Mina. Petugas di KKHI Makkah juga melalui identifikasi keperluan obat serta perlatan medis selama masa puncak ibadah haji itu.
Suasana di kompleks tenda di Mina kemarin mulai bergeliat. Sejumlah petugas melakukan perbaikan aspal sejumlah jalan raya yang membelah tenda-tenda jamaah. Kemudian petugas lainnya ada yang menyapu dan membersihkan jalan raya dari pasir dan kotoran lainnya.
Kepala Daker Makkah Subhan Cholid menjelaskan perkembangan tiga orang jamaah yang berkunjung ke Museum Al Amudi. Ketiga jamaah itu sempat tidak bisa masuk kembali ke wilayah Makkah, karena harus melewati pos penjagaan Syumaisi. Lokasi Museum Al Amudi sekitar 25 km dari pusat kota Makkah.
’’Mereka bertiga berangkat ke Museum Al Amudi menggunakan taksi Selasa (30/7). Kemudian taksinya meninggalkan begitu saja setelah mengantar,’’ kata Subhan, Rabu (31/7).
Dia menjelaskan untuk bisa masuk kembali ke Makkah, ketiga jamaah tersebut harus bisa menunjukkan sejumlah dokumen. Khususnya paspor dan visa haji. Akhirnya petugas di Daker Makkah meminta pihak maktab atau pengelola teknis penyelenggara haji untuk menjemput ketiga jamaah tersebut. Upaya itu dilakuan karena pihak maktab yang memegang paspor jamaah haji. Termasuk juga visa haji yang diselipkan di dalamnya.
Subhan mengingatkan bahwa puncak ibadah haji semakin dekat. Jamaah haji diimbau tidak menjalankan aktivitas yang jauh. Termasuk mengunjungi lokasi-lokasi yang melewati pos jaga masuk Makkah. Sebab untuk bisa masuk ke Makkah kembali sangat rumit. Bahkan orang Saudi yang tinggal di luar Makkah, tidak bisa begitu saja masuk ke Makkah pada saat musim haji.
Dia lantas menjelaskan museum tersebut memajang koleksi dari saudagar bernama Amudi. Beberapa waktu terakhir banyak yang mengulas museum tersebut. Lokasinya merupakan jalur utama menuju Jeddah. Biasanya museum tersebut dikunjungi jamaah umrah yang menuju ke Jeddah.
Kejar Tambahan Kuota Haji 19 Ribu Kursi
Tahun ini pemerintah Arab Saudi memberikan tambahan kuota haji kepada Indonesia sebanyak 10 ribu kursi. Sehingga total kuota haji Indonesia naik dari 221 ribu jamaah, menjadi 231 ribu. Namun pemerintah Indonesia masih terus mengejar tambahan kuota lagi untuk musim haji mendatang.