LIPUTAN KHUSUS

Awas, Aliran Sesat!

Liputan Khusus | Minggu, 20 Maret 2016 - 11:18 WIB

Awas, Aliran Sesat!
EKS GAFATAR: Seorang eks Gafatar menenteng poster bertuliskan ‘apa salah kami’ saat dikumpulkan polisi untuk dipulang paksakan dari Pontianak Kalimantan Barat ke masing-masing daerah beberapa waktu lalu.

Saat polisi mendatangi mereka ternyata Th (43) warga jalan Bukit Pasir Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya, bersama istri dan tujuh orang anak kandungnya telah mengungsi di Kalimantan, sedangkan untuk Mn (47) warga jalan Melati Indah Kelurahan Delima Kecamatan Tampan langsung memboyong sang istri beserta anaknya ke Kalimantan.

 “ Selain mereka, ada dua keluarga lagi yang ikut berangkat ke Kalimantan. Mereka adalah Jy (44) bersama dua orang anaknya dan Ys (34) beserta istri, tiga orang anak serta satu orang ponakannya. Sementara itu Jy selama menetap di Pekanbaru tinggal di jalan Arifin Achmad kantor Gafatar sedangkan Ys tinggal di jalan Arjuna Kecamatan Payung Sekaki,” ujar  Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Drs Aries Syarief Hidayat MM saat dikonfirmasi melalui Wakapolresta AKBP Sugeng Putut Wicaksono SIK belum lama ini.

Baca Juga :Sudah 200 Mayat Ditemukan Akibat Aliran Sesat di Kenya

Meski eks Gafatar sebagian sudah dipulangkan dari Kalimantan ke tempat asal masing-masing tidak berarti virus aliran sesat ini sudah hilang. Buktinya terlihat ketika sejumlah mantan anggota  Gafatarsaat tiba di Pekanbaru, Senin (8/2/2016). Berdasarkan data pemerintah, dari 135 mantan anggota Gafatar asal Provinsi Riau, hanya 50 orang saja yang mau dipulangkan. Eks anggota  Gafatar asal Riau menolak  kembali ke Riau. Kalaupun diharuskan kembali Riau, mereka meminta pemerintah Riau memberikan jaminan sosial.

Manfaatkan Krisis

“Mereka memanfaatkan krisis kepercayaan dan ketidakpuasan yang muncul di masyarakat. Tegasnya mereka tidak percaya pemerintah, ulama, DPR dan lembaga resmi lainnya,” ujar Prof Dr Mujahidin dari UIN Riau. Dosen yang juga staf ahli BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) ini mengungkapkan hal itu dalam diskusi yang ditaja Lembaga Pengkajian Islam dan Peradaban (LPIP) yang digagas Prof Dr Alaidin Koto di ruang redaksi Riau Pos pekan lalu. Menurutnya kelompok Gafatar punya step atau tahap-tahap tertentu. “Kemarin itu sudah pada tahap membangun basis kekuatan dengan memanfaatkan lahan di Kalimantan yang masih luas dengan kedok ketahanan pangan,” ujarnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook