Sudah 200 Mayat Ditemukan Akibat Aliran Sesat di Kenya

Internasional | Senin, 15 Mei 2023 - 18:10 WIB

Sudah 200 Mayat Ditemukan Akibat Aliran Sesat di Kenya
ILUSTRASI (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tim yang menyisir hutan Shakahola di Kenya, lokasi kuburan massal yang terkait dengan aliran sesat yang ditemukan bulan lalu, menggali 22 jasad lagi sehingga totalnya menjadi lebih dari 200 jasad, kata polisi.

"Tim forensik kami menggali 22 jasad," kata Kepala Kepolisian Rhodah Onyancha kepada awak media di Shakahola pada Sabtu (14/5) waktu setempat.


Sedikitnya 201 jasad telah ditemukan sejak pertengahan April selama penyelidikan aliran sesat yang dipimpin Paul Mackenzie Nthenge, seorang pendeta yang memimpin Good News International Church.

Sang pendeta dituduh telah memerintahkan pengikutnya untuk sengaja mati kelaparan. Upaya untuk mengungkap kebenaran di balik kegiatan aliran sesat tersebut dan kondisi seputar kematian masih berlangsung.

Menurut polisi, warga setempat yang melaporkan kehilangan kerabatnya semakin bertambah.

Penyelidikan yang diluncurkan sejak bulan lalu mengungkapkan bahwa beberapa organ milik korban hilang, sehingga memunculkan kecurigaan adanya tindak kejahatan perdagangan organ manusia.

Sebelumnya Paul Mackenzie Nthenge mengajarkan dogma aneh yakni ada jalan pintas menuju surga dengan membuat diri sendiri kelaparan. Banyak pengikut Nthenge yang mengikuti ajaran tersebut. Imbasnya, mereka bertemu Tuhan lebih cepat alias meninggal dunia karena kelaparan itu. Akibat kasus tersebut, Nthenge telah ditangkap.

Ketika menggerebek properti pendeta Nthenge di Malindi, polisi menemukan 15 orang dalam kondisi kurus kering, empat di antaranya kemudian meninggal. Salah satu anggota Haki Afrika Hussein Khalid mengungkapkan, ada anggota sekte yang ditemukan pihak berwenang dalam kondisi masih hidup. Namun, dia menolak untuk makan. Padahal, jelas-jelas tubuhnya kekurangan nutrisi. Haki Afrika merupakan kelompok HAM yang memberi tahu polisi tentang tindakan gereja tersebut.

”Saat dibawa ke sini, dia benar-benar menolak untuk diberi pertolongan pertama dan dia menutup mulutnya dengan rapat. Pada dasarnya, dia menolak untuk dibantu dan ingin melanjutkan puasanya sampai meninggal dunia,” ungkap Khalid seperti dikutip The Guardian.

Khalid yakin beberapa anggota gereja bersangkutan masih bersembunyi di hutan terdekat. Mereka mungkin tengah sekarat. Bahkan bisa meninggal sewaktu-waktu. Khalid meminta pemerintah mengirim pasukan tambahan untuk membantu pencarian sehingga mereka dapat ditemukan sebelum mati kelaparan.

Presiden Kenya William Ruto menegaskan, tindakan gereja sesat itu serupa dengan terorisme. Menurut dia, tempat yang layak untuk Nthenge adalah di dalam penjara, bukan sebagai pemimpin agama apa pun.

”Paul Mackenzie Nthenge berpura-pura dan bersikap sebagai pendeta. Padahal, sebenarnya dia adalah penjahat yang mengerikan,” cetus Ruto, Senin (24/4) seperti dikutip ABC News.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook