LIPUTAN KHUSUS

Dua Tahun Tanpa Haji

Liputan Khusus | Sabtu, 03 Juli 2021 - 09:35 WIB

Dua Tahun Tanpa Haji
GRAFIS HAJI (SUMBER: OLAHAN BERITA/GRAFIS AIDIL ADRI)

Mereka berdua mengetahui pengumuman pembatalan ibadah haji 2021 ini dari berita. Batal berangkat haji tahun ini tentunya harus diterima dengan lapang dada. Bukan mereka saja yang merasakan kesedihan. JCH lainnya pasti juga merasakan hal yang sama. Ini kebijakan pemerintah dan demi melindungi masyarakatnya dari virus corona.  "Kita ambil hikmahnya, semoga musibah virus corona ini cepat berlalu," ungkap Munapi bersama Masneti di kediamannya, Perumnas Rumbai Pesisir.

Meskipun batal berangkat, lanjut Munapi, namun pihak Kementerian Agama Kota Pekanbaru telah terlebih dahulu memberikan fasilitas vaksinasi Covid-19 kepada seluruh JCH asal Riau, sehingga mereka merasa ada angin segar dan harapan tahun ini dapat bertolak ke tanah suci Makkah.


"Kemarin memang disuruh untuk vaksin Covid-19. Sebelum pemerintah pusat akhirnya mengeluarkan surat pembatalan berangkat. Sempat senang tapi akhirnya ya gagal juga berangkat tahun ini," ujarnya.

Mereka kemudian mendatangi Kantor Kemenag Pekanbaru untuk mengurus kembali surat-surat dan keperluan lainnya. Pembayaran yang telah dibayar lunas tidak akan diganggu.  "Ya, semoga tahun depan tidak ada penambahan biaya yang lain-lain lagi, karena sudah ditunda tahun ini," harapnya.

PHI: Maksimalkan Ibadah Lainnya di Tengah Masyarakat
Dibatalkannya keberangkatan haji Indonesia, khusus Kota Pekanbaru, maka Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Pekanbaru merasa prihatin dan berharap JCH bisa sabar dan ikhlas. Yang terpenting, niat mereka akan berhaji sudah tercatat, dan tinggal tawakal dan berserah diri kepada Yang Kuasa.

"IPHI berharap kepada JCH untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk terus memperdalam pengetahuan tentang haji dan umrah. Makin banyak ilmu yang diperdalam, maka jika waktunya tiba untuk ke Baitullah, maka akan semakin mantap ibadah yang akan dijalani nanti. Jika ada informasi yang beredar di tengah masyarakat kita tentang kegiatan haji tahun ini, maka merujuklah pada informasi yang sohih. Merujuk pada pengumuman resmi pemerintah.  Jangan terpancing dan termakan hoaks," sebut Sekretaris IPHI Pekanbaru H Fithriady Syam.

Dengan kondisi ini sebutnya, maka konsekuensi yang akan terjadi adalah makin lama daftar tunggu (waiting list) ke Tanah Suci. Data yang diterima IPHI, daftar tunggu keberangkatan di Kota Pekanbaru sudah mencapai 24 tahun.  "Artinya, jika saat ini ada JCH yang mendaftar dengan setoran awal Rp25 juta, mendapatkan porsi, maka akan berangkat 24 tahun lagi. Ini akan semakin mempersulit kondisi JCH kita yang usia rata-rata berumur di atas 60 tahun," papar pengurus Forum Perwakilan Jamaah Haji Pekanbaru 2018 itu.

IPHI lanjutnya berkoordinasi dengan KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah) di Pekanbaru, rata-rata mereka juga merasa cemas dengan kondisi yang ada. Sebagian besar JCH sudah melaksanakan manasik haji. JCH sudah belajar 20-24 tema tentang ilmu dan praktik haji. Namun keberangkatan masih belum pasti, membuat kekhawatiran, dan sudah tertunda pula selama 2 kali musim haji.

"IPHI berharap kepada pemerintah untuk terus berupaya maksimal dalam penerapan aturan keberangkatan. Misalnya jika JCH sudah berumur 60 tahun (lansia), maka diberikan porsi berangkat lebih awal. Kepada Kemenag kabupaten/kota untuk bisa terus membina JCH yang akan berangkat di tahun-tahun yang akan datang, dengan program manasik haji. Selain itu kepada Dinas Kesehatan untuk selalu mendampingi JCH, memberikan bimbingan kesehatan. Apalagi dampak psikologi yang dirasakan sudah sangat luar biasa. Bagi JCH ini sudah terasa separuh badan dan hati mereka di Tanah Suci," ujarnya.

Menurut Produser Program Merindu Haji dan Umrah Riau Tv itu,  perjalanan haji ini memang memerlukan fisik dan suasana kesehatan yang harus prima. Selama perjalanan 41 hari di Tanah Suci, baik di Kota Madinah dan Makkah, faktor fisik menjadi hal utama. Dari pengalaman dan pengamatan selama ini, banyak JCH yang masih bergantung kepada pembimbing dan petugas haji, sementara itu jumlah petugas sangat terbatas.(gem/jrr/ksm/muh/ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook