Terkait program LBD, Erwin menambahkan agar PHR dapat meningkatkan jumlah LBD yang terlibat di berbagai daerah di Riau yang saat ini dari 14 wilayah ring 1 dengan 699 aktif LBD. Kontrak pengadaan barang/jasa ke LBD sangat besar. Berdasarkan data SKK Migas per Mei 2021, selama 11 tahun mencapai Rp1,27 triliun untuk 5.055 kontrak yang menyerap 40.400 tenaga kerja.
"Harapannya jumlah LBD bisa ditambah sehingga manfaat bagi masyarakat Riau menjadi lebih besar," ujar Erwin.
Ini Adalah Awal
Kepala Departemen Operasi SKK Migas Perwakilan Sumbagut, Haryanto Syafri melalui aplikasi zoom bersama Riau Pos mengungkapkan, alih kelola Blok Rokan dari PT CPI ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada tanggal 8 Agustus ini, tepatnya akan dilakukan pada pukul 24.00 WIB.
"Kami patuh pada keputusan pemerintah. Alih kelola Blok Rokan dari PT CPI ke PHR akan dilakukan pada pukul 24.00 WIB. Artinya, mulai tanggal 9 Agustus alih kelola itu sudah berpindah tangan dari PT CPI ke PHR," ujarnya.
Pemerintah sendiri, ujarnya, dari awal-awal sudah membuka kesempatan kepada siapa pun yang mau mengelola blok itu. Semua perusahaan yang masuk sudah dievaluasi oleh kementerian dan pada akhirnya ditetapkan yang akan mengelola selanjutnya adalah PHR. Termasuk PT CPI sendiri juga mengajukan diri untuk mengelola kembali blok tersebut. Namun dari evaluasi yang dilakukan kementerian terkaitnya akhirnya PHR ditetapkan sebagai pengelola blok itu. Ini merupakan keputusan terbaik yang dibuat oleh pimpinan dan ini patut disyukuri oleh semua masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Riau.
Jangan Monopoli
Anggota Komisi VII DPR RI, Abdul Wahid meminta Pertamina sebagai pengelola lanjutan ladang minyak Blok Rokan jangan monopoli seluruh kegiatan penunjang operasional produksi, meskipun mereka punya kemampuan dan sumber daya lengkap. Pertamina sendiri, kata Wahid, punya ratusan anak cucu perusahaan yang bergerak di sektor penunjang migas. Namun, Pertamina tidak boleh mengambil semua bagian tersebut. Mereka harus membuka ruang dan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan atau vendor-vendor lokal.
"Jangan semua pekerjaan diambil oleh Pertamina. Jika itu terjadi, tentu tidak ada efek terhadap penduduk lokal dan pengusaha lokal. Pertumbuhan ekonomi lokal tidak memberikan efek positif. Itu juga terjadi gesekan lokal. Karena selama ini mereka hidup di sana jadi menurun pendapatannya," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Riau dan seluruh pemerintah daerah terutama pada wilayah kerja bisa meraup keuntungan dengan mengerahkan badan usaha milik daerah (BUMD) untuk fokus pada sektor barang dan jasa maupun penunjang operasional lainnya.
Kalau dihitung dari kapasitas finansial dari Blok Rokan, hampir Rp30 triliun untuk biaya operasional. Itu tentu berbagai jasa yang disediakan. Mulai dari drilling, wols service, makan minum, dan lainnya.
"Itu peran-peran pemerintah. Harus ambil peluang itu," jelasnya.
Berimplikasi terhadap Kemajuan Riau
Praktisi perminyakan, Aslan Wiguna sekaligus tokoh masyarakat Riau Jakarta mengungkapkan, suksesnya Pertamina dalam pengelolaan Blok Rokan akan berimplikasi besar terhadap kemajuan Riau sendiri. Terutama pada pendapatan daerah melalui dana bagi hasil (DBH).
"Harapan kita tentu lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Jangan sampai menurun karena implikasinya pada pendapatan daerah dan negara," kata Aslan.
Pemprov Riau sendiri, kata Aslan, harus lebih jeli lagi menangkap peluang yang ada saat ini. Tidak hanya hiruk pikuk tentang PI 10 persen saja yang sudah nyata itu hak dari pemilik wilayah sendiri. Namun, lanjut dia, banyak peluang yang harus diperkuat peran daerah di situ.
Gate Camp Rumbai Jadi Spot Foto
Sejak sepekan terakhir, plang "Selamat Datang di Camp Rumbai" yang terpasang rapi di gerbang masuk kantor PT CPI menjadi lokasi berfoto bagi warga dan keluarga karyawan perusahaan migas tersebut. Plang PT CPI pun kemudian resmi berganti ke PT Pertamina.
Momen bersejarah ini pun, menjadi salah satu spot foto yang terus didatangi publik. Bahkan, sejak Jumat (6/8), di bundaran gerbang Camp Rumbai tersebut juga mulai berdatangan karangan bunga. Jejeran karangan bunga ini pun menandai kepergian raksasa migas asal Amerika di Bumi Lancang Kuning.
Rasa haru dan apresiasi pun mulai diberikan kepada PT CPI. Salah satunya dari komunitas putra-putri pensiunan Caltex dan Chevron yang tergabung dalam Calvron Community. PT CPI yang telah 97 tahun mengelola Blok Rokan telah mewarnai dinamika bangsa ini, mulai dari pembangunan, infrastruktur pemberdayaan SDM, atau pembiayaan pascabencana dan lainnya.
"Sehingga kita perlu memberikan apresiasi ketika hari terakhir beroperasinya Chevron di Blok Rokan," ucap Sekjen Calvron Community Dr Hasballah Ahba.
Ia berharap, PHR selaku operator baru Blok Rokan bisa lebih banyak berkontribusi untuk kemakmuran Bumi Lancang Kuning dalam pemberdayaan masyarakat sehingga seluruh unsur masyarakat di Bumi Melayu ini dapat sejahtera dan berdaya saing.
Hasballah menambahkan, Calvron Community merasa terharu sekaligus bangga atas kinerja Chevron selama 97 tahun. Karena dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi serta telah menunjukkan kinerja terbaik kelas dunia dengan membangun kapasitas dan kapabilitas. Chevron dinilai telah membuktikan baik kinerja operasi, dan konstribusinya dalam investasi sosial yang memperlihatkan reputasi kelas dunia. (muh/das/gem/egp/yus/ade/ted)